Industri

PUPR Butuh Dana Rp92 Triliun Bangun 10 Juta Sambungan Air Minum

Instalasi pengolahan air bersih. (Int)

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI menargetkan pembiayaan sebesar Rp92,3 triliun untuk program 10 juta sambungan air minum ke rumah warga selama periode 2020 hingga 2024. Sambungan akses baru itu akan menambah kapasitas mencapai 85.000 liter per detik.

"Kementerian PUPR mendukung Program Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Baru sebesar 45.250 liter per detik, Program Optimalisasi SPAM existing sebesar 21.350 liter per detik, dan Program Penurunan Kebocoran sebesar 18.400 liter per detik," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya PUPR RI, Danis H Sumadilaga, Jumat (20/9/2019).

Saat ini, akses air minum ke masyarakat belum merata sehingga pemerintah berupa meningkatkannya. Hingga akhir 2018, cakupan layanan air minum di Indonesia baru mencapai 73 persen. Tahun ini, targetnya meningkat menjadi 75 persen. Pemerintah menargetkan 100 persen akses air minum ke masyarakat pada 2030.

Dalam era otonomi daerah, penyediaan akses air minum menjadi kewenangan pemerintah daerah (pemda). Namun, dukungan pemerintah pusat dan badan usaha untuk percepatan perluasan akses air minum di daerah tetap diperlukan.

Pasalnya, pendanaan yang dibutuhkan untuk mencapai 100 persen akses aman air minum diperlukan biaya besar, yaitu mencapai Rp253,8 triliun dengan komposisi 20 persen dari APBN dan 80 persen dari non-APBN.

Salah satu bentuk inovasi pembiayaan pembangunan SPAM adalah Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Sebagai informasi, dalam Rancangan APBN 2020 yang telah disetujui Komisi VI DPR, Kementerian PUPR mendapatkan alokasi anggaran Rp120,21 triliun. Dari anggaran tersebut, Rp43,97 triliun di antaranya dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur sumber daya air. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar