Harga CPO Naik 5,42 %, Waspadai Aksi Ambil Untung

Ahad, 14 Februari 2021

JAKARTA - Harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) pada perdagangan yang berakhir pada Kamis (11/2/2021) ini terpaksa ditutup di zona merah, yakni ambles 1,96% ke level RM 3.558/ton.

Namun, sepanjang pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia berhasil menguat 5,42% secara point-to-point dibandingkan pada pekan lalu.

Pada akhir pekan ini, harga CPO turun disebabkan karena investor melakukan aksi ambil untung (profit taking) karena adanya libur tahun baru imlek. 

"Harga turun karena profit taking. Reli kemarin benar-benar berlebihan," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur kepada Reuters.

Kasihan.. Saham Lapis Kedua Ini Masuk Jajaran Top Losers
Awas Rugi, Investor Wajib Cek Ini di Tahun Kerbau Logam
Penguatan harga CPO yang terjadi kemarin disebabkan oleh adanya sentimen penguatan ekspor di bulan Februari.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1-10 Februari naik 47,2% menjadi 409.817 ton dari 278.450 ton yang dikirim selama 1-10 Januari. Hal tersebut disampaikan oleh surveyor kargo Societe Generale de Surveillance kemarin.

Sentimen commodity supercycle pun ikut mengerek harga komoditas ini. Baru-baru ini laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) juga menyebut bahwa indeks harga pangan global kembali naik. Kenaikan harga pangan global dipicu oleh meningkatnya harga minyak nabati, biji-bijian dan gula.

Indeks harga minyak nabati FAO rata-rata 138,8 poin di bulan Januari atau naik 7,7 poin (+5,8%) dari Desember dan menandai level tertinggi sejak Mei 2012. Kenaikan indeks dalam delapan bulan berturut-turut mencerminkan harga minyak sawit, kedelai dan bunga matahari yang lebih tinggi.

Produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya karena curah hujan yang berlebihan.

Untuk kasus Malaysia, kekurangan tenaga pekerja migran membuat kuotasi harga minyak sawit acuan internasional sempat naik ke level tertinggi dalam delapan setengah tahun.

Sementara itu, harga kedelai internasional naik selama delapan bulan berturut-turut, didorong oleh berkurangnya ketersediaan ekspor dan aksi mogok kerja berkepanjangan di Argentina.

Sedangkan untuk minyak bunga matahari, harga yang terus meningkat karena berkurangnya panen biji bunga matahari tahun 2020/21 secara tajam. *