DSNG Targetkan Produksi 700.000 Ton CPO Tahun Ini

Rabu, 22 Januari 2020

Pabrik kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - PT Dharma Satya Nusantara Tbk siap memacu kinerja operasionalnya. Tahun ini, emiten sawit yang memiliki kode saham DSNG ini menargetkan bisa memproduksi sebanyak 700.000 ton minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).

Sebagai perbandingan, angka ini relatif lebih tinggi apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada sepanjang tahun 2017 misalnya, produksi CPO perseroan hanya tercatat sebesar 403.638 ton. 

Sementara itu, realisasi produksi perseroan di tahun 2018 adalah sebesar 488.449 atau meningkat sekitar 21 persen dibanding tahun sebelumnya.

Direktur DSNG, Jenti Widjaja mengatakan upaya peningkatan produksi merupakan bagian dari strategi perseroan untuk memanfaatkan momentum harga CPO yang menurut Jenti mengalami lompatan harga luar biasa sejak November 2019 lalu.

Asal tahu saja, pelaku industri sawit memang tengah ketiban menikmati berkah dari tren harga CPO yang membaik. Harga CPO ditutup di level RM 3.052/ton pada akhir tahun lalu atau meningkat sekitar 45,36 persen sejak awal tahun 2019.

Jenti tidak memungkiri bahwa faktor musim berupa kemarau berkepanjangan yang terjadi pada tahun 2019 lalu bisa saja berdampak pada kinerja operasional/produksi perseroan di tahun ini.

Namun demikian, Ia mengaku cukup optimis bisa mengejar atau setidaknya mencatatkan volume produksi mendekati target oleh karena berbagai upaya yang telah dilakukan perseroan untuk menjaga produksi di tahun sebelumnya.

“Sepanjang tahun 2019 lalu, meskipun harga CPO sangat rendah, aplikasi pupuk kami tetap normal dan tidak dipotong,” ujar Jenti.

Selain itu, kehadiran dua kebun baru yang diperoleh perseroan pasca mengakuisisi dua perusahaan kelapa sawit pada Desember 2018 lalu juga diyakini mampu menunjang kinerja operasional/produksi perseroan.

Terlebih, hal ini juga didukung oleh kapasitas produksi perseroan yang baru saja meningkat menjadi sebesar 570 ton tandan buah segar (TBS) pasca penambahan kapasitas pabrik kelapa sawit (PKS) sebesar 30 ton TBS per jam di Kutai Timur pada paruh kedua tahun lalu.

Dengan adanya peningkatan produksi, perseroan berharap bisa membukukan kinerja penjualan dan laba yang lebih baik dibanding tahun 2019. Sebagai informasi, DSNG mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar Rp3,96 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2019 lalu.

Angka ini naik sekitar 18,87 persen bila dibandingkan dengan penjualan perseroan pada periode sama di tahun 2018 yang sebesar Rp3,33 triliun. Sementara itu, laba dari operasi yang dilanjutkan atawa profit from continuing operations tercatat mengalami penurunan sekitar 73,10 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari yang semula sebesar Rp229,52 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2018 menjadi Rp61,72 miliar pada periode yang sama tahun 2019.

Selain meningkatkan volume produksi, DSNG juga berencana menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) yang lebih besar dibanding tahun lalu yakni sekitar Rp800 miliar sampai Rp1 triliun setelah sebelumnya menganggarkan capex sebesar Rp700 miliar hingga Rp800 miliar pada tahun lalu. 

“Alokasi untuk pembangunan PKS dan fasilitas Biogas, tanam baru, infrastruktur dan mesin. Sumber dana dari kas internal dan pinjaman perbankan,” ucap Jenti. (*)