Medbun dan BPDPKS Selenggarakan Seminar Kemitraan Kelapa Sawit

Kamis, 08 Agustus 2024 | 17:11:07 WIB

PEKANBARU - Media Perkebunan (Medbun) kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Kemitraan Kelapa Sawit Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Tertinggal Sekitar Kebun yang di Pekanbaru, Riau pada Kamis (8/8/24). Kegiatan ini merupakan kegiatan kedua yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan dan didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Pemimpin Umum Media Perkebunan Ir. Gamal Nasir, M.S yang diwakili oleh selaku Pemimpin Usaha Media Perkebunan Hendra J. Purba menyampaikan bahwa persoalan kemitraan menjadi fokus Media Perkebunan dalam mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan.

Kemitraan kelapa sawit harus terus didorong mengingat kelapa sawit adalah komoditas pendongkrak ekonomi Indonesia yang mempunyai komposisi luas lahan 59% perusahaan dan 42% petani. Terutama petani swadaya produktivitasnya masih banyak yang rendah.

Pemerintah juga telah menyentuh soal kemitraan lewat regulasi, seperti misalnya Permentan 18 Tahun 2021 Fasilitas Pembangunan Kebun Masyarakat (FPKM) yang mewajibkan perusahaan untuk bermitra, tetapi sayangnya regulasi ini masih sering salah tafsir sehingga membuat konflik masyarakat dengan perusahaan.

Pemimpin Usaha Media Perkebunan Hendra J. Purba mewakili Pemimpin Umum Media Perkebunan Ir. Gamal Nasir, M.S dalam Seminar Nasional Kemitraan Kelapa Sawit di Pekanbaru, Kamis (8/8/24).

“Sawit sejak awal ditanam di Indonesia diusahakan oleh korporasi. Petani kelapa sawit mulai ada ketika pola PIR. Pemerintah masa lalu sejak awal merancang supaya petani kelapa sawit adalah mitra perusahaan, bukan petani swadaya. Tetapi pada pelaksanaannya melihat kesejahteraan petani plasma maka banyak petani yang menanam kelapa sawit, juga petani yang menanam kelapa sawit, juga petani plasma yang ekspansi,” ujar Ir. Gamal Nasir dalam sambutannya, Kamis (8/8/24).

Hendra J. Purba menambahkan, bahwa seminar nasional kemitraan yang diselenggarakan Media Perkebunan hari ini bertujuan untuk meluruskan persoalan kemitraan. Adapun seminar Media Perkebunan ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari petani, pengusaha, akademisi hingga asosiasi kelapa sawit.

“Jangan sampai 20 tahun ke depan nasib sawit sama dengan nasib komoditas lain yang tidak ada kemitraan dan saat ini lenyap, maka Media Perkebunan mengangkat topik untuk menyadarkan bahwa kemitraan ini adalah ‘roh’ pada kelapa sawit. Kalau kemitraan ini tidak terjaga dengan baik, kita tidak bisa bayangkan apa yang terjadi,” ujar Hendra J. Purba.

Selain itu turut hadir Kepala Divisi Perusahaan Achmad Maurizal mewakili Direktur Utama BPDPKS, Eddy Abdurrachman yang menyatakan dukungan terhadap kegiatan seminar kemitraan Media Perkebunan.

Maurizal menyatakan BPDPKS mendorong segala upaya untuk membangun ekosistem kelapa sawit yang harmonis dan berkelanjutan hal tersebut sesuai dengan tujuan pendirian BPDPKS yakni meningkatkan kesejahteraan petani. “Meningkatkan kesejahteraan petani adalah harga mati. BPDPKS juga banyak menjalankan banyak program seperti PSR, sarpras dan kemitraan seperti yang hari ini digaungkan Media Perkebunan, hal ini semata-mata upaya peningkatan kesejahteraan petani. Karena itu BPDPKS mendukung kegiatan medbun,” ujar Maurizal.

Di samping itu, Pemerintah Provinsi Riau juga menyambut hangat seminar kemitraan yang selenggarakan Media Perkebunan bersama BPDPKS di provinsi yang memiliki lahan kelapa sawit terluas ini. Senada dengan pernyataan Hendra J. Purba tentang pentingnya kemitraan kelapa sawit.

Hal itu disampaikan Pj. Gubernur Provinsi Riau SF. Hariyanto yang diwakilkan oleh Sekretaris Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Supriyadi sebelum membuka secara resmi seminar kemitraan.

“Seminar kemitraan seperti ini menjadi sebuah harapan karena kita tau sawit ini merupakan masa depan Riau, dan sekaligus masa depan Indonesia,” ujar Supriyadi membacakan sambutan dari Pj Gubernur Riau, SD. Hariyanto.

Melalui seminar kemitraan yang diselenggarakan oleh Media Perkebunan ini, Pemprov Riau berharap bisa menstimulasi berbagai alternatif inovasi model kemitraan yang dapat mengakomodir petani sawit swadaya sekitar yang dan belum mendapatkan perhatian yang serius.

“Salah satu yang menjadi isu penting dan strategis adalah kemitraan. Bagaimana mengkolaborasikan membuat kerjasama antara masyarakat di sekitar perkebunan dengan korporasi yang ada di sekitarnya. Pada prinsipnya usaha sektor perkebunan tidak boleh ada kata yang tertinggal atau terpinggirkan,” tuturnya. (*)

Terkini

Pleno Perdana PWI Pusat Tetapkan HPN 2025 di Provinsi Riau

Rabu, 18 September 2024 | 18:02:42 WIB

Agung Toyota Suguhkan New Fortuner Untuk Warga Riau

Selasa, 17 September 2024 | 15:34:23 WIB

Oktober 2024, SMS Riau Gelar Musprov

Sabtu, 14 September 2024 | 08:37:12 WIB

5.708 Mahasiswa Baru Padati Gor Volly Ikuti PKKMB UIR

Selasa, 10 September 2024 | 14:22:08 WIB