Ekonomi

Harga CPO Ikut Terdampak Lonjakan Minyak Mentah

Ilustrasi CPO. (Int)

JAKARTA - Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menghijau didorong oleh rekor lompatan dalam harga minyak mentah.

Selain itu, sawit juga terimbas kenaikan harga minyak kedelai, sehingga mendorong investor membeli minyak tropis berjangka tersebut.

Seperti dikutip dari Bloomberg, harga CPO pengiriman Desember di Bursa Derivatif Malaysia naik 3,2 persen ke level 2.292 ringgit per ton, sebelum diperdagangkan pada level 2.279 ringgit per ton. Kenaikan harian terbesar sejak Mei.

Sementara itu, hingga pukul 13:59 WIB, harga CPO kontrak November 2019 memanas 3,15 persen atau 69,00 poin ke posisi 2.259 ringgit per ton, usai dibuka menguat 2,97 persen atau 65,00 poin ke posisi 2.255 per ton.

Sehari sebelumnya, harga sawit ditutup menguat tipis 0,05 persen atau 1,00 poin ke posisi 2.190 ringgit per ton, selepas dibuka di level 2.197 dengan penguatan 0,37 persen atau 8,00 poin.

Minyak mentah Brent naik paling paling banyak menuju rekor dan minyak berjangka AS melonjak lebih dari 15 persen pada Senin (16/9/2019), setelah serangan yang menghancurkan fasilitas produksi Arab Saudi merobohkan sekitar 5 persen dari persediaan global.

Untuk diketahui, harga minyak bumi yang lebih kuat membuat kelapa sawit lebih menarik untuk dicampur menjadi biofuel.

Pemilik Palm Oil Analytics di Singapura Sathia Varqa mengatakan, pasar kelapa sawit naik efek dari lonjakan harga minyak mentah dan minyak kedelai pada Senin (16/9/2019).

“Namun, fudamental sawit lebih lemah karena perlambatan ekspor dan ekspektasi kenaikan produksi,” katanya, Selasa (17/6/2019).

Stok minyak sawit Indonesia sampai Juli 2019 mencapai 3,5 juta ton atau 2,7 kali melampaui kebutuhan bulanan dalam negeri yang berkisar di angka 1,29 juta ton. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar