Harga Minyak Masih Melemah

Anggota OPEC Dukung Perpanjangan Pemangkasan Produksi

JAKARTA – Kesepakatan pemangkasan produksi oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan sekutunya sepertinya bakal berlanjut. Salah satu anggota OPEC, Uni Emirat Arab mendukung langkah tersebut.

Untuk diketahui, OPEC dan sekutunya termasuk Rusia tahun lalu sepakat mencukur produksi minyak mereka mulai 1 Januari untuk menghindari kelebihan pasokan. Perjanjian itu mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari (bph) selama 6 bulan, mengacu produksi Oktober sebagai dasarnya.

Berbicara di Forum Ekonomi Internasional Amerika, Menteri Energi UEA Suhail bin Mohammed al-Mazroui mengatakan, berkaca pada persediaan minyak yang ada, pembatasan produksi harus tetap dilakukan atau diperpanjang.

“Setidaknya sampai akhir tahun. Hal ini merupakan keputusan yang tepat [jika dijalankan],” katanya, Rabu (12/6/2019).

Dia menambahkan, permintaan minyak akan tetap solid pada 2020. OPEC dijadwalkan bertemu pada 25 Juni, diikuti dengan pembicaraan dengan sekutu-sekutunya yang dipimpin oleh Rusia pada 26 Juni. Namun, sejumlah sumber Reuters mengatakan, Rusia menyarankan memindahkan pertemuan itu ke 3-4 Juli dan Riyadh mendukung permintaan itu.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh, dalam sepucuk surat yang dilihat oleh Reuters, mengatakan pihaknya tidak setuju dengan proposal OPEC untuk menjadwal ulang pertemuan tersebut.

Al-Marzoui tidak mempersoalkan hal tersebut. Menurutnya yang terpenting dalam pertemuan nanti dibahas situasi termutakhir terkait pasar minyak, sehingga menjadi dasar dalam membuat keputusan. Namun, pernyataan Marzoui itu rupanya belum mampu mendorong harga minyak untuk menguat pada hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 13.30 WIB, harga minyak West Texas Intermediate melemah 1,95 persen atau 1,04 poin ke level US$52,23 per barel, sementara harga minyak Brent melemah 1,83 persen atau 1,14 poin ke level US$61,15 per barel.

Hal tersebut terpicu oleh proyeksi lemahnya permintaan minyak dunia, serta potensi kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar