Ekonomi

Tiga Isu Yang Diwaspadai Sumut Rusak Citra Ekspor CPO

MEDAN-Sebagai salah satu provinsi terbesar penghasil kelapa sawit, Provinsi Sumatera Utara juga berusaha menjaga citra komoditas unggulan Indonesia ini dari tiga isu yang kerap menyasar menghambat ekspor CPO Sumut. 

Tiga isu ini dikatakan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Sumut Agus Tripriyono, pertama pembukaan lahan di area hutan. Kedua, upah murah pekerja di perkebunan sawit. Terakhir, pekerja di bawah umur.

“Jadi, ketiga isu ini harus diantisipasi agar jangan melekat pada produk sawit nasional khususnya yang akan diekspor ke pasar internasional,” kata Agus sambil menambahkan bahwa saat ini Sumut menghasilkan CPO 18,6 juta ton dari lahan 1,2 juta hektare pada 2018.

Adapun sepanjang periode Januari-Februari 2019, volume minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) Sumut mencapai 667.489 ton.

Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut menunjukkan realisasi ekspor CPO pada Januari hingga Februari 2019 menyentuh 667.489 ton. Adapun, pada periode yang sama 2018, realisasinya lebih rendah yakni 502.185 ton.

Perinciannya, pada Januari 2019, volume ekspor terealisasi 470.106 ton atau naik dari 244.102 ton pada Januari 2018. Sementara itu, volume ekspor pada Februari 2019 mencapai 197.383 ton atau turun dari 258.083 ton pada Februari 2018.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan dan Perindustrian Pemprov Sumut Parlindungan Lubis mengatakan produk CPO masih berkontribusi cukup besar, tetapi pihaknya menggenjot hasil olahan CPO untuk meningkatkan nilai tambah.

Sikap Uni Eropa dan Amerika Serikat yang masih belum ramah dengan CPO tetap menjadi alasan utama terbatasnya ruang gerak ekspor produk sawit.

"CPO bukan lagi produk utama, tetapi turunannya yang diekspor sekarang sehingga nilai tambah  produk tersebut menjadi tinggi," ujarnya pada Kamis, 28 Maret 2019 seperti yang dilaporkan Bisnis.com.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar