Ekonomi

CPO Masih Jadi Primadona Ekspor Unggulan Kalsel

BANJARMASIN-Minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) masih menjadi primadona ekspor unggulan Kalimantan Selatan. Ekspor komoditas unggulan Indonesia ini bersama batu-bara terus mengalami angka pertumbuhan. 

Untuk ekspor CPO secara keseluruhan bersama karet, batubara dan perikanan, dikatakan Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Pemprov Kalsel Riaharti Zulfahani pada tahun 2017 tercatat sebesar 8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan pada tahun 2018 naik sebesar 12,30 persen menjadi 9 miliar dolar AS.

Untuk tambang batu bara Kalsel tahun 2017 adalah sebesar 130 juta ton dan 2018 menjadi 139 juta ton atau naik 7,13 persen.

Sedangkan nilai ekspor dari tambang emas hitam tersebut, pada 2017 sebesar 6,4 miliar dolar AS menjadi 7,483 miliar dolar AS atau naik hingga 16,22 persen. Sedangkan volume ekspor naik dari 134,578 juta ton lebih menjadi 142,7 juta ton lebih.

Walaupun terjadi kenaikan, tambah Riaharta, secara umum ekspor Kalsel mengalami perlambatan, yang disebabkan banyaknya negara tujuan utama, yang menurunkan permintaan batu bara.

Mengantisipasi hal tersebut, tambah dia, pemerintah pusat mendorong agar pemerintah provinsi dan daerah, membuka pasar baru, selain berbagai negara tujuan yang selama ini telah bekerja sama, seperti Jepang dan China.

"Kita terus didorong untuk membuka tujuan ekspor baru ke berbagai negara, sesuai dengan potensi yang dibutuhkan masing-masing," katanya sepeti dilaporkan Bisnis.

Saat ini, kata dia, 80 persen ekspor Kalsel masih dikuasai oleh sektor pertambangan, terutama batu bara, setelah tambang, kemudian CPO.

Beberapa sektor lainnya, tambah dia, seperti karet, kayu dan rotan, dalam setiap tahunnya, terus mengalami penurunan, sehingga perlu upaya strategis untuk mendongkrak potensi tersebut. "Sehingga potensi ekspor Kalsel ke depan, tidak bergantung ke tambang batu bara."

Saat ini Pemerintah Provinsi Kalsel, berupaya untuk menumbuhkan sektor pariwisata, pertanian, perkebunan dan peternakan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Pemerintah bertekad secara perlahan untuk keluar dari ketergantungan terhadap sektor pertambangan terutama tambang batu bara.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar