Politik

Perang Dagang AS-China Usai, Harga CPO Naik Lagi

JAKARTA-Ada rasa optimis bagi minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), menyambut perjanjian damai dagang dua negara adi daya, Amerika serikat dan China yang terjadi sejak 2018 lalu. Sebab, jika perdagangan AS-China ini kembali lancar, permintaan kedelai asal negeri Paman Sam (AS,red) akan kembali terangkat. Apalagi, China merupakan pembeli terbesar kedelai AS.

Naiknya harga minyak kedelai bisa turut memberi dorongan pada harga CPO. Pasalnya minyak sawit dan minyak kedelai saling bersaing memperebutkan bagian di pasar minyak nabati global.

Namun demikian, prediksi meluapnya pasokan minyak sawit tahun ini masih terus memberi energi negatif yang membuat penguatan harga menjadi terbatas.

Sebelumnya, sebuah polling yang dilakukan oleh Reuters memprediksi produksi minyak sawit Negeri Jiran akan naik dan menyentuh 20 juta ton pada tahun ini. Sedangkan Indonesia diramal akan memproduksi 43 juta ton minyak sawit di tahun yang sama.

Sebagai informasi, rekor produksi minyak sawit Malaysia saat ini masih berada di posisi 19,96 juta ton, dan dicapai pada tahun 2015, berdasarkan data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB).

Selain itu, cuaca yang ternyata mendukung kegiatan pertanian selama beberapa bulan terakhir juga dapat menaikkan hasil perkebunan sawit tahun ini.

"Cuaca di Malaysia dan Indonesia akan menguntungkan [produksi sawit]. Hujan dan sinar matahari yang cukup disaat tidak banyak terjadi banjir membuat tanaman tidak rusak," ujar salah seorang pialang yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.(rdh/net)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar