Ekonomi

Rupiah Turun 43 Poin ke Posisi Rp14.605

JAKARTA—Pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, 26 Desember 2018 bergerak melemah sebesar 43 poin ke posisi Rp14.605 akibat masih terpengaruh keputusan kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed).

"Laju rupiah melanjutkan pelemahannya, keputusan The Fed menaikan suku bunga acuannya masih menjadi faktor negatif bagi mata uang negara berkembang, termasuk rupiah," kata Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 hingga 2,50 persen dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu, 26 Desember 2018 waktu setempat.

Ia menambahkan masih adanya proyeksi The Fed akan kembali menaikan dua kali lagi suku bunganya pada 2019 juga menjadi perhatian pasar sehingga aset mata uang negara berkembang relatif masih bervariasi.

Di sisi lain, lanjut dia, tingkat imbal hasil obligasi Amerika Serikat dengan tenor pendek yang cenderung meningkat juga masih menjadi kendala bagi rupiah. “Pelaku pasar masih akan cenderung mengalihkan dananya dari negara berkembang ke Amerika Serikat,” katanya.

Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan transaksi domestic non-deliverable forward (DNDF) yaitu transaksi lindung nilai valuta asing (valas) terhadap rupiah yang meningkat dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam.

"DNDF ini diyakini bisa mengurangi volatilitas rupiah karena tidak melibatkan dana pokok. Jika terjadi volatilitas, BI dapat melakukan intervensi secara bilateral dengan agen bank atau broker," paparnya.(*/rd)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar