Ekonomi

Industri Minyak Sawit Bagian Dari Pembangunan Nasional Berkelanjutan

Industri minyak sawit. (Gapki.id)

JAKARTA - Industri minyak kelapa sawit tidak hanya mengembangkan bisnis minyak sawit semata. Namun, keberadaannya telah menjadi bagian dari pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Sebagaimana dikatakan Direktur Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Indonesia, Tiur Rumondang, keberadaan indusri sawit memiliki tujuan utama menyejahterakan kehidupan rakyat Indonesia yang selaras dengan kehidupan sosial masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

RSPO merupakan organisasi nirlaba internasional yang berjuang mempromosikan penggunaan minyak sawit berkelanjutan global bagi masyarakat dunia. 

Dikatakan Tiur, keberadaan lahan perkebunan kelapa sawit nasional tahun 2017 lalu diperkirakan sekitar 12 juta hektar, dimana kepemilikan lahan perkebunan kelapa sawit sebesar 42 persen lebih, dimiliki petani kelapa sawit. 

"Sebab itu industri minyak sawit menjadi bagian dari pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dunia (SDGs)," katanya di Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Kendati seringkali menuding dan menekan para produsen minyak sawit global dan nasional, namun keberadaan LSM juga dibutuhkan sebagai bagian dari promosi gratis untuk mengenalkan minyak sawit bagi pasar global secara terus menerus.

Menurut Rudi Lumuru dari LSM Links, keberadaan minyak sawit berkelanjutan telah mendukung ekonomi dan sosial masyarakat luas, terutama di Indonesia. Sebab itu, menurutnya, masyarakat termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), harus ikut serta mendorong keberadaannya. Sebab, masyarakat mendapat banyak manfaat ekonomi dari perkebunan kelapa sawit hingga produk turunannya.

Ditambahkan, dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat luas, maka masyarakat secara swadaya dapat turut menjaga alam lingkungan sekitarnya. Sehingga, kesejahteraan sosial dan lingkungan dapat terwujud, selaras dengan meningkatnya ekonomi masyarakat. Dimana, partisipasi aktif masyarakat berkontribusi besar terhadap sosial dan alam lingkungan sekitarnya.

“Perkebunan kelapa sawit di daerah pelosok telah menjadi bagian dari solusi bagi meningkatnya ekonomi masyarakat, sehingga kesejahteraan sosial dan lingkungan dapat terwujud," sebutnya.

Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono mengatakan, keberadaan perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah melaksanakan prinsip dan kriteria berkelanjutan sehingga berhasil memproduksi minyak sawit berkelanjutan dan lestari. Pasalnya, banyak perkebunan kelapa sawit nasional yang telah berhasil mendapatkan sertifikat RSPO, ISPO dan ISCC.

Sebagai informasi, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan International Standard Carbon Certification (ISCC) dilaksanakan secara sukarela (voluntary), sedangkan Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) bersifat mandatori sehingga wajib dilakukan perkebunan kelapa sawit Indonesia.

Perkebunan kelapa sawit Indonesia, menurut Mukti, sudah memiliki kesadaran tinggi dalam melakukan praktek budidaya terbaik dan berkelanjutan. Imbuhnya, kesejahteraan ekonomi masyarakat di daerah pelosok Indonesia, sebagian besar bertumbuh dari perkebunan kelapa sawit. Terlebih, pendapatan devisa negara saat ini, sumber terbesar berasal dari komoditas minyak sawit dan turunannya.

“Minyak sawit telah berhasil menjadi penyelamat defisit neraca perdagangan Indonesia, melalui kontribusi terbesarnya bagi pendapatan devisa negara,” katanya.

Pemerintah Jokowi sendiri, melalui kabinetnya, sudah mendorong peranan pasar domestik baru-baru ini, untuk terus meningkatkan konsumsi minyak sawit nasional melalui program mandatori biodiesel atau B20. Pasalnya, sebagai industri strategis, minyak sawit memiliki peluang besar dalam mendulang devisa negara hingga menghasilkan bahan bakar nabati terbarukan atau biodiesel. Kendati mengalami penurunan harga baru-baru ini, namun harga komoditas minyak sawit masih memiliki prospek cerah untuk meningkat. Efi


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar