Politik

Ini Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Tahun 1942 di Gorontalo

Tak banyak yang ingat, bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno-Hatta sudah didahului ‘Proklamasi Nasional’ di Gorontalo. Tokoh yang melakukan itu adalah Nani Wartabone.

Tulisan yang diambli dari berbagai sumber ini adalah untuk mengingatkan kembali heroisme itu. Bahwa kemerdekaan, negeri ini menjadi merdeka seperti sekarang, tidaklah semudah yang dibayangkan banyak orang. Ada genangan darah dan airmata sebagai bumbunya.

Simak teks proklamasi di Gorontalo ini :

“Pada hari ini, 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada disini sudah merdeka, bebas, lepas dari penjajahan bangsa manapun juga. Bendera kita adalah Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya, pemerintahan Belanda telah diambil-alih oleh pemerintahan nasional”

Itu adalah teks Proklamasi yang dibacakan Nani Wartabone. Saat teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ini berkumandang, Pulau Jawa masih belum apa-apa. Malah tahun itu Jepang baru masuk Jawa dan menjajah.

Nani Wartabone lahir 30 Januari 1907 dan meninggal di Suwawa, Gorontalo, 3 Januari 1986 dalam usia 78 tahun. Dia dianugerahi gelar pahlawan tahun 2003.

Nani Wartabone merupakan pejuang yang aktif berorganisasi dan melawan kolonialisme di daerahnya pada masa perjuangan kemerdekaan. Ia mulai melakukan itu dengan mendirikan Jong Gorontalo di Surabaya tahun 1923. Lima tahun kemudian dia menjadi Ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) Cabang Gorontalo. Partai ini didirikan Bung Karno.

Nani Wartanobe adalah putra Zakaria Watabone, pamong Belanda. Ibunya keturunan ningrat. Sang ayah kendati bekerja untuk Belanda, ia memiliki pandangan yang berbeda.

Nasionalisme Nani Wartabone memang tumbuh sejak muda. Dia malah tidak betah bersekolah. Itu karena guru-gurunya yang berkebangsaan Belanda terlalu mengagung-agungkan bangsa Barat dan merendahkan Bangsa Indonesia.

Sikap cinta bangsanya itu membuat Nani Wartabone menjadi pemuda pemberani. Ketika ada pribumi yang ditahan ayahnya, secara sembunyi-sembunyi dia bebaskan itu. Nani Wartabone tidak tega melihat rakyat dihukum.

Nani Wartabone mulai aktif memperjuangkan Indonesia memang sejak bersekolah di Surabaya. Di Kota Pahlawan itu dia aktif bergaul dengan kaum nasionalis. Dan di kota ini dia mendirikan organisasi Jong Gorontalo.

Ketika tahun 1928 kembali ke Gorontalo dia membentuk perkumpulan tani (hulanga). Kepada para anggota hulanga ditanamkan rasa kebangsaan. Ia juga mendirikan cabang PNI dan Partindo. Setelah kedua organisasi itu dibubarkan, Nani Wartabone aktif di Muhammadiyah. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar