Ekonomi

Ringgit dan Rupiah Melemah, Harga CPO Melesat Tinggi

KUALA LUMPUR-Pelemahan kurs rupiah dan ringgit berdampak positif bagi harga minyak sawit mentah. Dalam sehari harganya naik tiga kali dan bertengger di angka 2.298 ringgit per ton. Sempat menyentuh 2.301 ringgit per ton.

Rupiah, mata uang Indonesia melemah. Kini rupiah berada di Rp 14.930 per satu dolar Amerika Serikat. Itu hampir sama dengan ringgit Malaysia yang turun 0,2% menjadi 4.1370. Ini merupakan penurunan terendah sejak 22 Nopember 2017.

Pelemahan rupiah dan ringgit itu menyebabkan harga minyak sawit melejit. Di perdagangan minyak sawit berjangka Malaysia naik tiga kali dalam sehari. Ini merupakan kenaikan tertinggi selama dua bulan.

Untuk patokan minyak sawit kontrak pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 1,8 persen. Harga bertengger di angka 2.298 ringgit ($ 555,47) per ton pada penutupan perdagangan hari Selasa (4 September 2018).

Bahkan di hari itu, kenaikannya sempat sebanyak 1,9 persen yang menjadikan harga minyak sawit mentah ini menyentuh 2.301 ringgit, yang merupakan harga terkuatnya sejak 5 Juli 2018.

Sedang volume yang diperdagangkan mencapai 38.842 lot per 25 ton.

Indonesia merupakan produsen terbesar minyak sawit dunia, disusul Malaysia. Mata uang rupiah jatuh 0,8 persen menjadi 14.930 terhadap dolar Amerika Serikat pada hari Selasa. Ini merupakan kurs terlemah dalam satu dekade.

Menyikapi tren bullish (naik) ini, Wang Tao, analis pasar untuk komoditas dan teknis energi Reuters menyebut, bahwa harga minyak kelapa sawit dapat naik menjadi 2.322 ringgit per ton dalam seminggu ini. reuters/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar