KUALA LUMPUR-Malaysia menyambut baik kerjasama untuk menghilangkan salah persepsi terhadap minyak sawit. Untuk itu Duta Besar Prancis untuk Malaysia akan diundang untuk diberi pemahaman soal itu. “Dia cuma mengulang-ulang sentimen negatif itu,” katanya.
Itu dikatakan Kementerian Industri Primer (MPI), Shamsul Iskandar Mohd Akin, Jumat (27 Juli 2018) Ujarnya, industri minyak sawit secara konsisten telah mengalami berbagai kampanye anti-minyak sawit di Uni Eropa. Itu tidak hanya dilakukan organisasi non-pemerintah Barat, tetapi juga didukung beberapa pejabat terpilih di Parlemen Uni Eropa.
"Kampanye-kampanye ini secara konsisten bertujuan untuk mendiskreditkan budidaya kelapa sawit terkait dengan deforestasi, hilangnya keanekaragaman hayati dan penghancuran habitat kritis untuk spesies yang terancam punah," tambahnya.
Ini merupakan jawaban terhadap Duta Besar Prancis untuk Malaysia, Frederic Laplanche. Dalam statement sebelumnya, Frederic Laplanche mengatakan, bahwa opini publik mengenai minyak sawit di Uni Eropa masih negatif, karena ada kekhawatiran tentang perubahan iklim, perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati dan konservasi.
Saat itu Laplanche menyarankan agar Malaysia dan UE meningkatkan kerja sama. Mencari solusi mengingat persepsi publik dan sentimen negatif di sekitar kelapa sawit, karena masalah deforestasi.
Menurut Shamsul, Malaysia sadar akan tantangan ini, dan telah menerapkan praktik terbaik untuk itu. Termasuk penilaian dampak lingkungan dalam membangun dan mengoperasikan industri kelapa sawitnya.
“Kami konsisten, bahwa sebagai sebuah negara kami berkomitmen untuk mempertahankan setidaknya 50 persen dari lahan kami di bawah hutan dan tutupan hijau. Produksi minyak sawit kami juga bersertifikasi nasional melalui MSPO yang dibuat wajib,” tambahnya.
“Malaysia juga merealisasi konsep Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs) tahun 2030 yang menyeimbangkan kemajuan sosial dan ekonomi dengan lingkungan.”
Tapi, kata Shamsul, langkah itu masih tampak tidak memadai di mata konsumen dan pembuat undang-undang Uni Eropa. Mereka terus-menerus menyampaikan pesan-pesan anti-minyak sawit tanpa verifikasi penuh terhadap fakta-fakta yang mendasarinya.
“Dan pernyataan Duta Besar Prancis hanya mengulang kembali sentimen semacam itu,” katanya. jss