Awal bulan depan (April) Presiden Joko Widodo (Jokowi) datang ke Provinsi Riau. Presiden akan melakukan replanting kelapa sawit rakyat yang sudah berulangkali tertunda. Itu dinyatakan Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.
Menurut Darmin, ini sebagai penegasan, bahwa pemerintah mendukung industri kelapa sawit Indonesia. Bahkan sejumlah program telah dilakukan Pemerintah Indonesia dan akan terus berupaya membuat komoditas strategis ini berkelanjutan di masa depan.
“Kalau kelapa sawit tidak sustain, ekonomi rakyat akan terganggu,” katanya, yang diungkapkan saat memberi sambutan dan arahan pembukaan Musyawarah Nasional X yang diselenggarakan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Hotel Fairmont, Jakarta, 14-16 Maret 2018.
Menko juga menyampaikan salam dan apresiasi dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo terkait dengan penyelenggaraan Munas GAPKI. Terutama, karena para pengusaha sawit mengangkat tema yang menyangkut kepentingan rakyat banyak, yaitu “Kemitraan dengan Petani Sawit demi Kesejahteraan Bangsa.”
Industri kelapa sawit, menurut Menko, memang telah menunjukkan sumbangsih dan peran yang sangat signifikan. Di antara sub sektor perkebunan dan hortikultura, komodistas kelapa sawit paling dinamis dalam mendukung ekonomi masyarakat Indonesia.
”Boleh dikatakan, kelapa sawit yang paling besar peranannya dalam menggerakkan ekonomi,” ujarnya. Menko juga mengungkapkan bahwa ada fakta menarik pada subsektor kelapa sawit. Dibanding subsektor lain seperti karet, kopi, kakao maupun kelapa, peranan swasta dalam subsektor kelapa sawit ini sangat besar.
Itu sebabnya, Menko juga menyampaikan apresiasi kepada para pengusaha kelapa sawit, sekaligus menunjukkan kembali komitmennya untuk menghadapi
setiap tantangan maupun gangguan yang berpotensi menghambat keberlansungan industri kelapa sawit Indonesia. Menurutnya, pemerintah siap untuk terus bekerja sama dengan pengusaha kelapa sawit dalam menghadapi berbagai tantangan.
Ia juga menyinggung betapa sejarah masa lalu sudah menunjukkan bahwa komoditas Indonesia sejak dulu telah menarik dan menjadi perhatian sehingga bangsa-bangsa Eropa berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk
mendapatkan rempah-rempah. Sayang, komoditas ini tidak dikawal sehingga keberlanjutannya tidak ada. Itu sebabnya, ia tidak ingin kelapa sawit mengalami nasib serupa. Caranya dengan mengawal akan industri ini
sustain.
“Tema kemitraan ini betul-betul sangat relevan, dalam rangka sustainaibilitas peranan kelapa sawit. Jangan sampai kelapa sawit menjadi sejarah,” tegasnya.
Beberapa hal yang telah dilakukan demi tujuan itu adalah program peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat, percepatan sertifikasi tanah rakyat, perhutanan sosial, maupun penyiapan model kemitraan yang paling tepat agar semua pihak tumbuh dan berkembang.