Politik

Demi B5 Indonesia Terus Dekati Tiongkok

Indonesia tawarkan beberapa proyek ke Tiongkok. Selain proyek hydropower di Sumatera Utara, industri nuklir, pelabuhan di Kalimantan Utara, juga pengembangan pariwisata terintegrasi di Bitung, Sulawesi Utara. Dan yang paling penting lagi adalah langkah Indonesia yang mendorong Tiongkok membaurkan campuran biodiesel sebesar 5% (B5) dalam produk solar yang dijual di Tiongkok. Itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan setelah melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok di bulan Juni 2017. Penggunaan biodiesel bisa membantu Tiongkok memenuhi komitmennya untuk pengurangan emisi yang disepakati dalam Paris Climate Change Agreement. “Indonesia saat ini sudah mewajibkan campuran biodiesel 20% (B20) untuk penggunaan dalam negeri. Ini menunjukkan komitmen kuat Indonesia dalam pengurangan emisi,” katanya. Untuk membantu langkah itu, pemerintah dan kalangan bisnis di Indonesia siap meningkatkan pasokan ekspor crude palm oil (CPO/ minyak kelapa sawit) dan berinvestasi di pabrik biodiesel jika memang diperlukan. Tentang ini, Ketua Umum Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia (Aprobi), Master Parulian Tumanggor mengatakan, bahwa ekspor sawit ke Tiongkok bisa meningkat drastis bila B5 direalisasikan. Itu karena kebutuhan untuk mengimplementasikan B5 bisa mencapai 9 juta kiloliter (kl) per tahun. “Sekarang tinggal bagaimana kita terus pengaruhi Tiongkok menggunakan B5. Soalnya dia butuh 9 juta kl fame,” ujar Tumanggor. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar