Bentuknya memang unik, namun bukan itu yang membuat masjid ini kondang. Barangkali ini satu-satunya masjid di dunia yang terbuat hanya dari lumpur sungai. Uniknya lagi, puncak ketiga menaranya dilapisi oleh kulit burung onta yang melambangkan kesuburan dan kemurnian. Apa lagi keistimewaan masjid yang dibangun dari lumpur Sungai Bani itu ? Sebagai salah satu kota tertua di Mali, Djenne termasuk paling sering dikunjungi. Kota yang didirikan pada tahun 800 M itu dikenal sebagai pusat perdagangan dan pusat studi agama Islam di Afrika. Namun bukan itu yang membuat Masjid Agung di Djenne ini terkenal di se-antero dunia. Masjid ini bangunannya unik dan khas Negara Mali. Masjid Lumpur, begitu julukannya, adalah daya tarik Kota Djenne yang sekaligus menjadi perekat persaudaraan umat Islam di Mali. Sejak pertama didirikan, Kota Djenne telah menjadi titik pertemuan para pedagang mulai dari gurun Sudan hingga  hutan tropis Guinea. Kaisar Sonni ‘Ali yang berhasil menguasai Djenne sejak tahun 1468 berhasil membawa Djenne ke puncak kemajuan. Kota ini maju pesat karena terdapat sungai Niger dan Bani yang menghubungkan Timbuktu yang mengarah ke jalur tambang emas dan tambang garam. Ketika diperintah oleh Raja Maroko antara tahun 1591 sampai dengan 1780, Djenne menjadi pusat perdagangan dan mengembangkan pengaruhnya hingga Afrika Utara dan Afrika Tengah. Ironisnya, pembangunan masjid yang ditangani secara serius baru dilakukan ketika Mali berada di bawah kekuasaan Perancis. (bersambung/jss)