Politik

Ini Misteri Cadas Pangeran di Anyer-Panarukan

Terjal dan buas. Itu kesan yang tertangkap dari Bukit Cadas Pangeran yang terletak di Kecamatan Ranca Kalong, Sumedang, Jawa Barat ini. Di lerengnya terlihat jalan berkelok-kelok. Area ini dikeramatkan dan angker. Itu karena banyak kejadian gaib disini. Apalagi sejak bertahun-tahun, tempat ini sering jadi lokasi pembuangan mayat. Peristiwa demi peristiwa mengerikan kerap terjadi. Kecelakaan yang memakan korban nyawa, seperti  bus dan truk masuk jurang, lalu munculnya makhluk-makhluk halus yang menggoda pengguna jalan, atau munculnya siluman yang menjelma menjadi ular raksasa. Yang terakhir ini membuat kawasan jurang Cadas Pangeran jadi terkenal, yakni tempat pembuangan mayat misterius. Memang sulit ditebak. Tapi, warga dan kepolisian menduga, mayat-mayat itu adalah korban pembunuhan. Untuk menghilangkan jejak pembunuhnya, mayat ini dibuang ke dasar jurang Cadas Pangeran yang ditumbuhi pohon pinus serta lebatnya hutan bambu. Dan memang, hingga kini pembunuhan itu menjadi misteri. Tidak jarang mayat yang dibuang di sini sampai berminggu-minggu baru ditemukan. Di antaranya ada yang nyangkut pada rimbunnya hutan bambu. Kuncen Cadas Pangeran, Ki Lukman, mengatakan bahwa selama ini, ia sudah menyempurnakan kematian mayat-mayat buangan sebanyak 24 mayat. Saat ditemukan, kondisinya bermacam-macam. Kebanyakan sudah sulit dikenali dan sangat mengenaskan. Masyarakat sekitar Cadas Pangeran tidak ada yang berani. "Semua ini saya lakukan lillahi ta'ala. Saya tidak mengharap apa-apa. Mayat-mayat itu harus disempurnakan," ujarnya. Anyer-Panarukan Kewingitan Cadas Pangeran sudah terasa sejak kawasan yang semula bukit batu cadas ini dibobol menjadi jalan di awal abad 18 lalu. Sejak itu peristiwa demi peristiwa terjadi di sini. Kisah itu berawal dari proyek Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels  membuat jalan terpanjang di Tanah Jawa. Dalam catatan histori, Gubernur Jenderal Daendels termasuk tokoh paling berhasil memerintah Hindia Belanda (Indonesia). Ia banyak melakukan pembaruan dalam pemerintahannya. Pada awal menginjakkan kaki di Batavia, dengan tegas Daendels menentang sistem kerja paksa yang diterapkan Gubernur Jenderal sebelumnya. Ia pun lantas merombak gaya feodal yang selama ini berlaku. Daendels merombak segala sektor pemerintahan Hindia Belanda. Namun, Daendels pun memegang amanat yang berat dari pemerintah Kerajaan Belanda di Nederlands. Diantaranya harus mempertahankan Jawa dari serangan Inggris yang berniat mengambil-alih daerah jajahannya. Untuk itulah, muncul gagasan Daendels membuat jalan lintas Jawa yang termasyhur dalam sejarah. Yaitu Jalan Anyer-Panarukan yang banyak meminta tumbal nyawa rakyat Indonesia. Dalam proses pembuatan jalan itu, kawasan Cadas Pangeran inilah yang paling berat dan banyak memakan korban. Sebab Cadas Pangeran adalah bukit batu cadas yang sangat keras dan terjal. Untuk melaksanakan rencananya, Daendels menggunakan kekuasaan yang dimiliki dengan mengerahkan tenaga rakyat secara besar-besaran. Ia dengan cerdik memanfaatkan pengaruh penguasa-penguasa pribumi (raja-raja setempat) untuk membangun jalan itu, berikut benteng pertahanannya. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar