Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit mengalami kenaikan. Itu tak lepas dari menaiknya permintaan CPO India dan China, melemahnya nilai tukar Ringgit Malaysia, serta kenaikan harga kedelai dengan stok terbatas.
Seperti yang diputuskan dalam rapat kenaikan harga TBS periode 25 31 Oktober 2017, hampir semua TBS sawit mengalami kenaikan. Untuk kelompok umur 10-20 tahun, kenaikannya sebesar Rp 20,56/Kg.
Harga TBS itu mengalami kenaikan harga pada setiap kelompok umur. Yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun, mencapai sebesar Rp 20,56/Kg atau 1,03 % dari harga minggu lalu, hingga harga TBS periode ini menjadi Rp 2.023,24/Kg.
Kenaikan harga TBS ini secara internal memang disebabkan naiknya harga jual CPO dan kernel dari hampir seluruh perusahaan sumber data. Yang paling mencolok terjadi pada harga kernel.
Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami penurunan sebesar Rp 15,82/Kg, Sinar Mas Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 172,40/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 54,73/Kg, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 11,81/Kg, dan PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp 90,00/Kg dari harga minggu lalu.
Sedangkan kenaikan tertinggi terjadi pada harga jual kernel. PT Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan sebesar Rp 318,18/Kg, Asian Agri Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 343,50/kg, dan PT. Citra Riau Sarana mengalami kenaikan harga sebesar Rp 313,00/Kg dari harga minggu lalu.
Faktor eksternal, kenaikan itu dipicu kenaikan permintaan CPO dunia terutama yang dilakukan India dan China. Kendati India baru saja membuat kebijakan yang mengejutkan dengan menaikkan 100% bea masuk impor CPO, tetapi itu untuk sementara belum menjadi hambatan bagi produk CPO Indonesia.
Faktor lain yang mendongkrak naiknya harga TBS sawit juga karena pelemahan nilai tukar Ringgit Malaysia, serta kenaikan harga minyak kedelai yang tidak diikuti stok yang cukup. jss