Kabar duka datang di hari Jumat bulan Ramadhan ditempatnya tanggal 1 Mai 2020 sekira pukul 16.15 WIB. Sahabat dan senior kita Mas Djoko Su'ud Sukahar dipanggil Allah SWT karena sakit di RSAL dr Ramelan Surabaya.
Beliau sudah beberapa hari ini dirawat disana hingga pada hari ini Allah memanggilnya. Beliau adalah sosok yang piawai dalam dunia jurnalis.
Banjir ucapan duka cita silih berganti menghiasi halaman Facebook dan WA Grop. Memang tak dipungkiri, pria kelahiran Lamongan 17 November 1955 ini adalah jurnalis sejati yang memiliki sahabat dari berbagai kalangan.
Tak heran ketika kabar duka ini datang dari sahabat sahabat beliau sontak membuat geger teman teman jurnalis lainnya bahkan mantan bos Jawa Pos, Dhalan Iskan.
"Tadi pak Dhalan Iskan mengucapkan duka cita langsung kepada Saya melalui Whats app (WA)," ungkap Tofan Mahdi VP of Communicattion and Public Affair Astra Agro Lestari ini di tulisan FBnya.
Senada dengan itu, Ketua DPP Apkasindo, Gulat Manurung juga langsung berkomentar di Whats Upp bahwa orang nomor satu di asosiasi petani kelapa sawit Indonesia ini terkejut dengan berita duka ini, bagaimana tidak Gulat begitu dekat dengan Almarhum Djoko Suud Sukahar.
"Saya tak bisa berkata apa apa saat mendengar kabar duka ini kak. Sedih rasanya karena ngak bisa bantu, ngak bisa bezuk, ngak bisa melayat semua tidak bisa karena kondisi tak mengizinkan, namun kami tetap berdoa semoga 'mbah' kami diberikan tempat yang layak disisinya amin," tulis Gulat dalam WAnya.
Hujan duka cita juga datang dari saya sahabat juarnalis lainnya, memang sosok almahum sangat dikenal dengan wartawan santai dan mudah bergaul dengan siapa saja.
Seperti halnya wartawan Riau, Najid Gunawan ini, dia juga langsung bercerita sudah kenal beliau bebera tahun silam saat tergabung di gerbong media Harian Metro Riau.
"Kala itu, saya menjadi salah satu peserta perusahaan untuk menyerap ilmu jurnalistik dari Mas Djoko Su'ud Sukahar atau Djoko Sawit. Ketika dihadap kami, beliau hanya memperkenalkan namanya saja tanpa panjang lebar menceritakan latar belakangnya. Sebab bagi pemilik profesi jurnalistik di Indonesia, tulisan Mas Djoko Sawit kerab menghiasi rubrik Kolom detik.com dan sejumlah media ternama di Indonesia." papar Najib.
Mas Djoko, begitu siapa saja memanggilnya. Tak pernah pelit membagi ilmu jurnalistik bagi siapa saja. Mondar-mandir keliling Indonesia menjadi pemateri jurnalistik baik yang disajikan pemerintah maupun perusahaan media.
Dimanapun Mas Djoko, wajah dan tulisannya tidak diragukan lagi. Baik mengulik politik, pemerintahan, hingga memprediksi siapa Presiden Indonesia, lewat goresan tangannya selalu tepat.
Sehingga, namanya tidak hanya dikenal kalangan pemilik profesi jurnalistik saja. Para tokoh bangsa dari era Soeharto hingga Jokowi tak ada yang tak mengenalnya.
"Saya pribadi hampir tidak pernah melewatkan setiap tulisan Mas Djoko yang diterbitkan di media mana saja sepanjang yang saya lihat. Mungkin jutaan karya tulisnya telah menghiasi di hampir semua media ternama di Indonesia." paparnya.
Belakangan, Mas Djoko kerab ke Pekanbaru, Riau dan berkeliling ke kabupaten/kota lainnya di daerah ini. Empat tahun silam menjadi pertemuan terakhir kami sebelum saya kembali ke kampung halaman di Labuhanbatu.
Selama mondar-mandir Surabaya-Pekanbaru, Mas Djoko selalu mengajak ngopi saya dari satu tempat ke tempat lain (kebetulan sama gemarnya ngopi). Rokok Surya bertabung kaleng menjadi teman setia Mas Djoko.
Sambung puntung rokok tak pernah henti terselip di jarinya. Sambil nyeruput kopi, hisapan rokok menyembul ke udara. Tetapi wejangannya juga tiada henti bagi siapa saja yang ingin belajar menjadi penulis kala ngobrol.
INNALILAHI WAINA ILAIHI ROJIUN. Mohon doanya agar amal ibadah dan kebaikan Mas Djoko selama di dunia diterima di sisi Allah SWT. InsyaAllah beliau Hasnul Khotimah. Aamiin YRA.
Selamat jalan Sang Maestro Jurnalistik Indonesia. Terima kasih atas karya dan ilmumu yang telah engkau bagikan kepada kami. ***