Ekonomi

Harga CPO Cetak Rekor Penurunan Terburuk Dalam Sepekan

Kelapa sawit. (Int)

KUALA LUMPUR - Pembatasan impor yang dilakukan India melukai harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). Mengutip Bloomberg, Jumat (17/1/2020) pukul 13.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman April 2020 di Malaysia Derivative Exchange stagnan di level RM 2.886 per metrik ton. 

Namun, dalam sepekan harga CPO sudah turun 7,2 persen dari posisi tertingginya di RM 3.100 pada Jumat (10/1/2020) lalu. Ini menempatkan CPO pada jalur penurunan terburuk secara mingguan sejak September 2012.

"Harga jatuh setelah India memberlakukan pembatasan pada impor minyak kelapa sawit Malaysia," kata Direktur Pialang Pelindung Bestari Sdn Bhd, Paramalingam Supramaniam.

India, yang merupakan pembeli CPO terbesar di dunia, mulai pekan lalu membatasi impor CPO dan olahannya dan secara informal menginstruksikan kepada pedagang untuk menghindari pembelian dari Malaysia.

Hal ini menyusul kecaman Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad terhadap Undang Undang Kewarganegaraan India yang baru serta tindakan di Kashmir.

Langkah ini akan menciptakan gejolak di Malaysia, mengingat India telah menjadi pasar paling penting dalam lima tahun terakhir.

Di satu sisi, pergerakan harga CPO sedang dibalut tren positif dari penurunan produksi.

"Kilang yang beroperasi hanya setengah dari kapasitasnya karena pabrik tidak memasok cukup sawit untuk diproses," tambah Paramalingan.

Belum lagi permintaan biodisel yang tinggi dari Malaysia dan Indonesia masih mendukung harga CPO untuk menguat. 

Produksi CPO di kedua produsen utama, Indonesia dan Malaysia, juga diperkirakan masih terjadi di paruh pertama tahun ini karena cuaca kering dan penggunakan pupuk yang lebih rendah di awal 2019 menghambat produksi.

Namun dengan kondisi saat ini, analis industri James Fry memprediksi, harga CPO tidak akan mencapai level RM 3.300 per ton di paruh pertama 2020. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar