Politik

PAN Disarankan Pilih Ketum Secara Aklamasi

Massa PAN. (Int)

JAKARTA - Calon ketua umum petahana Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan berpotensi kembali terpilih dengan melihat tren hasil kongres atau munas di partai lain usai Pemilu 2019. Walaupun ada beberapa nama yang akan akan menjadi pesaing Zulkifli, seperti Amien Rais, Asman Abnur dan Mulfachri Harahap.

Direktur Eksekutif Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara mengatakan, tren kembali petahana ketua umum seperti, Gerindra sudah pasti Prabowo, PDIP kembali memilih Megawati, PKB tetap dinahkodai Muhaimin Iskandar, Golkar tetap dipimpin Airlangga Hartato dan Hanura masih mempercayakan Osman Sapta Odang (OSO) tetap menjadi ketua umum.

"Kalau saya lihat trennya, pertama setelah pemilu 2019 kemarin semua parpol melakukan kongres atau munas seperti Golkar, PKB, PDIP, Gerindra, Hanura semua rata-rata memilih kembali ketua umumnya, petahana itu kembali menjadi ketua umum," katanya, Kamis (16/1/2020).

Dia mengungkapkan, tren selanjutnya rata-rata ketua umum dipilih secara aklamasi demi untuk menghindari perpecahan ditubuh partai itu sendiri. Igor berpendapat kalau misalkan PAN melakukan kongres dan melakukan voting yang berujung pecah atau terjadi dualisme kepengurusan, perolehan suara PAN diprediksi bisa jatuh

"Nah PAN sebaiknya memang mengikuti tren itu, karena kalau aklamasi tidak mungkin pecah. Partai yang pecah saat kongres atau munas itu hanya golkar saja yang partainya kuat, solid bisa bertahan lalu eksis dan bisa tembus lolos ke parlemen," jelasnya.

Igor menyarankan, PAN sebaiknya tetap solid caranya dengan melakukan mekanisme aklamasi tapi jika aklamasi tidak dimungkinkan, maka mekanisme voting diharapkan tidak memecah belah antara pendukung calon ketua umum yang kalah.

Melihat kondisi saat ini, jika kongres PAN dilakukan hari ini atau paling lama dua minggu ke depan potensi Zulkifli Hasan memiliki potensi untuk kembali jadi ketua umum terbuka lebar. Dilihat secara tingkat popularitas Zulhas sebagai petahana tentu sudah popular dibandingkan dengan penantangnya seperti Mulfachri Harahap, Bima Arya, Drajad Wibowo maupun Asman Abnur.

Penantang terkuat Zulhas diprediksi Mulfachri Harahap namun timnya mulai bergerak turun ke daerah baru-baru ini. Sementara calon ketum lainnya hampir tidak kelihatan pergerakannya. Sedangkan Zulhas sudah mengantongi dukungan dari 30 DPW PAN (Provinsi) dan 350 DPD (Kabupaten/Kota).

"Perkiraan ada sekitar 558-600 suara yang diperebutkan kalau voting dilakukan, Zulhas sudah mendapat dukungan setengahnya kurang lebih mengarah ke Zulhas," terang Igor.

Terkait kritikan kubu Mulfahri mengenai suara PAN yang turun pada Pileg 2019 kemarin dan menganggap gagal kepemimpinan Zulhas, Igor kurang sependapat sebab kalau diperhatikan justru PAN stabil suaranya di 9,5 juta suara, partai yang suaranya naik signifikan pada pemilu kemarin adalah Nasdem, PKS, PKB dan partai yang mengalami penurunan suara yaitu Demokrat, PPP.

"PAN stabil diangka 9,4 sampai 9,5 juta suara, tidak bisa dikatakan Zulhas gagal," tutupnya. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar