Ekonomi

BI Catat Pertumbuhan Kredit di Riau Masih Terbatas

Bank Indonesia. (Int)

PEKANBARU - Bank Indonesia Perwakilan Riau mencatat pemulihan pertumbuhan kredit pada 2019 di Bumi Lancang Kuning masih terbatas. Hal itu seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global yang turut berdampak pada laju Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau.

Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Riau, per November 2019 pertumbuhan kredit di Riau berdasarkan lokasi proyek tumbuh 2,6 persen yoy atau jauh lebih lambat ketimbang 2018 yang sebesar 20,2 persen.

Sementara itu, pertumbuhan kredit berdasarkan lokasi bank di Riau tumbuh 7,2 persen, juga turun dari posisi 7,8 persen pada 2018.

Adapun, penyaluran kredit di Tanah Melayu terpantau lebih banyak ke sektor perorangan untuk konsumsi sebesar 32,2 persen. Selanjutnya untuk sektor pertanian tersalurkan sebesar 22,1 persen, perdagangan, restoran, dan hotel sebesar 13,5 persen, perindustrian sebesar 12,3 persen, konstruksi sebesar 9,3 persen, dan lain-lain sebesar 10,7 persen.

Sementara berdasarkan penggunaannya, kredit di Riau mengalir ke modal kerja sebesar 28,2 persen, investasi sebesar 39,6 persen, dan konsumsi sebesar 32,2 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Decymus menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit di suatu daerah biasanya sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Mengingat pertumbuhan ekonomi Riau sejak 2013 cenderung melambat, logikanya pertumbuhan kredit pun akan ikut melempem.

“Terus yang kedua begini, ini surprise, tahun lalu kita mencatat pertumbuhan kredit yang sangat tinggi sampai 20 persen pada 2018. Memang betul 2019 pertumbuhan kredit kita cukup melambat, tapi itu berdasarkan lokasi proyek,” kata Decymus.

Dirinya menjelaskan bahwa kredit berdasarkan lokasi proyek merupakan pembiayaan yang diberikan oleh perbankan di luar Riau. Untuk ini memang terjadi penurunan tajam per November 2019 dibandingkan pencapaian pada 2018. Namun demikian, penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank di Riau alias pembiayaan diberikan oleh perbankan yang ada di Riau saja justru masih terjaga di kisaran 7 persen.

Decymus pun masih mengapresiasi pertumbuhan kredit tersebut. Pasalnya, apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang sekitar 5 persen dapat membawa penyaluran kredit nasional sekitar 7 persen, pertumbuhan ekonomi Riau yang hanya sekitar 2 persen tetap mampu menyamai penyaluran kredit yang juga sebesar 7 persen.

“Yang turun kontribusi pembiayaan di Riau itu adalah dari perbankan luar Riau. Perbankan di Riau itu justru naik dalam memberikan pembiayaan di sini. Overall, nasional yang tumbuh 5 persen dan kreditnya paling kuat 7 persen. Sedangkan Riau yang ekonominya tumbuh 2 persen-an bisa juga tumbuh 7 persen, ini hebat menurut saya,” jelas Decymus. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar