Ekonomi

Harga CPO Sudah Naik Tinggi

Ilustrasi CPO. (Int)

JAKARTA - Harga komoditas minyak sawit mentah/crude palm oil (CPO) terkoreksi tipis. Harga yang sudah tinggi memang rawan terkoreksi.

Pada Senin (25/11/2019) pukul 11:15 WIB, harga CPO kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange berada di RM 2.745/ton. Melemah 0,1 persen dibanding harga penutupan perdagangan pekan lalu.

Sejak pertengahan Oktober, harga CPO melesat signifikan. Harga CPO telah naik 27,4 persen dan mencatatkan harga tertingginya dalam dua tahun terakhir.

Harga CPO sudah naik tinggi dan rawan terkena koreksi. Harga CPO yang melesat tajam pada kuartal III-2019 dipicu adanya sentimen terkait risiko suplai.

Output minyak sawit Indonesia dan Malaysia diperkirakan turun pada 2020 akibat kekeringan yang melanda kawasan Asia Tenggara menyebabkan penurunan produktivitas. Padahal permintaan CPO domestik di kedua negara diprediksi naik karena adanya program mandat biodiesel B20 di Malaysia dan B30 di Indonesia.

Data survei Intertek Testing Services menunjukkan ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 November turun menjadi 1,19 juta ton dari 1,21 juta ton pada periode yang sama bulan lalu, seperti yang diberitakan Reuters. Penurunan ekspor produk minyak sawit Malaysia dipicu oleh turunnya ekspor beberapa jenis produk seperti Refined, Bleached, Deodorized (RBD) palm oil, crude palm kernel oil dan Palm Fatty Acid Distillate.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia ke Eropa dan India pada periode 1-25 November turun masing-masing 25 persen dan 14 persen. Sementara itu ekspor produk minyak sawit ke China justru naik 35,9 persen. Namun secara keseluruhan ekspor turun 2,1 persen. Hal ini menjadi sentimen pemberat harga CPO yang sudah naik tinggi.

Walau melemah, harga CPO tidak mengalami koreksi banyak karena pelemahan ringgit di hadapan dolar AS greenback yang membuat CPO jadi lebih murah untuk pemegang mata uang asing. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar