Ekonomi

Rupiah Menguat Tipis ke Posisi Rp14.092 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah dan dolar AS. (Int)

JAKARTA - Nilai tukar rupiah menguat tipis ke posisi Rp14.092 per dolar AS atau sebesar 0,02 persen pada perdagangan pasar spot Kamis (21/11/2019) sore. Sebelumnya, kurs mata uang garuda berada di posisi Rp14.094 per dolar AS pada penutupan perdagangan pada Rabu (20/11/2019).

Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.112 per dolar AS yang juga melemah dibandingkan posisi Rabu (20/11/2019) yakni Rp14.097 per dolar AS.

Sore hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat, peso Filipina menguat 0,20 persen, yen Jepang 0,09 persen, rupee India 0,07 persen, dan dolar Singapura 0,05 persen.

Selanjutnya, yuan China menguat 0,05 persen, dolar Hong Kong juga menguat 0,02 persen, serta lira Turko menguat tipis 0,01 persen.

Pelemahan terjadi pada won Korea sebesar 0,68 persen, ringgit Malaysia 0,10 persen, serta baht Thailand yang melemah 0,03 persen.

Di negara maju, mayoritas nilai tukar menguat terhadap dolar AS. Tercatat poundsterling Inggris menguat 0,14 persen, dolar Australia menguat 0,10 persen. Sementara, dolar Kanada melemah tipis 0,01 persen.

Meskipun menguat, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan rupiah tidak akan berlangsung lama. Hal tersebut disebabkan oleh sentimen negatif perjanjian dagang antara AS dan China yang memanas.

"Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan menandatangani RUU yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong," kata Ibrahim, Kamis (21/11/2019).

Pasalnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China sebelumnya telah menyebut keputusan AS sebagai campur tangan terang-terangan dalam urusan dalam negeri China, dan mengatakan AS menghadapi konsekuensi negatif jika itu tetap dilakukan.

Sementara itu, dari sisi domestik, Ibrahim menyebut pelaku pasar memperhatikan kebijakan Bank Indonesia juga memutuskan untuk menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah/Unit Usaha Syariah sebesar 50 bps sehingga masing-masing menjadi 5,5 persen dan 4,0 persen dengan GWM Rerata masing-masing tetap sebesar 3,0 persen dan berlaku efektif pada 2 Januari 2020.

Namun, Ibrahim merasa sentimen tersebut masih belum dapat mengalahkan sentimen negatif dari sisi eksternal.

Lebih lanjut, Ibrahim berpendapat dalam perdagangan Jumat (23/11/2019) rupiah diperkirakan melemah di kisaran Rp14.075 hingga Rp14.140 per dolar AS. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar