Ekonomi

Mendag Lobi Akses Pasar Sawit di Uni Eropa

Kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Indonesia masih mengalami hambatan akses pasar kelapa sawit di Uni Eropa lantaran adanya RED II. Di Inggris saja, ada banyak kampanye negatif yang dilakukan beberapa supermarket yang anti terhadap kelapa sawit.

Pernyataan ini disampaikan Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Agus Suparmanto saat bersua dengan Komisioner Perdagangan Inggris untuk Asia Pasifik, Natalie Black, Sabtu (2/11/2019) di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-35 di Bangkok, Thailand. Pertemuan dua perwakilan negara ini membahas terkait peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi kedua negara.

Dikatakan Agus, Indonesia sangat berharap Inggris tidak melakukan hambatan akses pasar terhadap kelapa sawit maupun produk ekspor lainnya, namun justru mengedepankan pentingnya bekerja sama dengan Indonesia untuk membantu perdagangan sawit yang berkelanjutan.

"Kelapa sawit ini sangat penting, bukan hanya bagi Indonesia, namun juga Inggris dan negara-negara Eropa," tambahnya.

Menurut Agus, demi kepentingan Indonesia dan Inggris, hal penting yang harus dilakukan ialah mengatasi berbagai permasalahan dalam perdagangan antarnegara.

"Perlu solusi yang tepat dalam menyelesaikan berbagai hambatan perdagangan. Perlu terobosan yang cepat untuk penyelesaian masalah perdagangan bagi kepentingan kedua negara," tegas Agus.

Menanggapi hal tersebut, Inggris menyampaikan akan terus menjalin dialog terbuka dengan Indonesia guna membahas perkembangan isu sawit dan setuju menawarkan fasilitasi peningkatan kapasitas di bidang penelitian, edukasi, dan teknologi atas isu sustainability, khususnya bagi petani dan pelaku UKM sawit di Indonesia.

Asal tahu saja, pertemuan Mendag dengan Komisioner Inggris ini merupakan kelanjutan dari penandatanganan Terms of Reference (ToR) Trade Review pada TEI di Tangerang pada 16 Oktober 2019 lalu.

Kedua pihak mendorong agar pertemuan Trade Review pertama dilakukan di London pada 9 Desember 2019 lebih produktif untuk membahas kajian perdagangan dan investasi kedua negara.

Indonesia merupakan negara Asean pertama yang menandatangani Trade Review dengan Inggris. Fokus Inggris adalah penguatan kerja sama dengan Indonesia di bidang perdagangan jasa finansial, yang saat ini berkembang baik di negara-negara Asean lainnya.

"Saya melihat Indonesia dan Inggris masih perlu dilakukan peningkatan komunikasi dan kerja sama yang lebih intentsif, khususnya untuk meningkatkan perdagangan antara Indonesia-Inggris, baik di sektor barang maupun jasa," tukas Agus. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar