Gebrakan India yang menaikkan bea masuk impor sawit dan turunannya 100% membuat berbagai negara produsen sawit kelabakan. Bukan hanya Indonesia yang seperti cacing kepanasan. Malaysia juga sama.
Sebab di antara kebutuhan besar akan minyak sawit dan turunannya yang diimpor India, terbanyak berasal dari Malaysia. Indonesia, kendati juga sebagai importir terbesar untuk negara yang tidak punya sumber minyak nabati itu, tetapi masih kalah.
Ketika India mengambil kebijakan dengan kenaikan tarif bea masuk CPO dan produk olahan minyak sawitnya 100%, maka Malaysia sangat terpukul. Negeri jiran itu terkena dampak yang sama dengan Indonesia.
Untuk merundingkan itu, Malaysia langsung mengirimkan menterinya untuk melobi Pemerintah India. Menteri Peladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Seri Mah Siew Keong langsung datang ke India.
Kebetulan di Mumbai, India, sedang berlangsung pertemuan bisnis antara Indonesia dan India. Menteri Malaaysia itu juga berbincang dengan Dubes RI untuk India Sidharto R. Suryodiputro, dan Ketua Umum GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) Joko Supriyono di sela-sela acara Annual General Meeting and Award Function-The Solvent Extractors Association of India 2017 di Mumbai, Kamis (14/9).
Menteri Peladangan dan Komoditi Malaysia itu hadir di acara ini setelah menemui Menteri Perdagangan India untuk mendiskusikan kenaikan bea masuk produk minyak sawit yang melejit tinggi itu. jss