KUALA LUMPUR-Harga minyak sawit seperti roller coaster. Turun sedikit, naik sedikit, turun lagi, dan kemudian naik lagi. Untuk itu yang berkepentingan di bisnis ini sulit untuk memprediksi, kapan harganya kembali stabil.
Pada Jumat lalu, harga minyak sawit Malaysia turun tipis. Penurunan ini seperti tidak masuk akal. Itu hanya karena kekhawatiran terhadap perang dagang AS-China yang belum kunjung mereda.
Namun pada hari berikutnya, harga minyak sawit itu kembali mengalami kenaikan. Dalam patokan harga minyak sawit kontrak untuk pengiriman Oktober di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 0,2 persen pada angka 2.196 ringgit ($ 538,24) per ton pada penutupan perdagangan Minggu.
Pasar minyak ini naik 0,5 persen, dengan volume perdagangan mencapai 28.412 lot per 25 ton.
"Pasar bearish. Itu hanya dalam waktu semalam, ketika minyak biji harganya anjlok karena meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China," kata seorang analis di Kuala Lumpur.
Kendati ada kenaikan tipis, tapi pedagang tetap khawatir harga itu tidak bertahan lama. Sebabnya, China mengancam akan membalas jika Amerika Serikat menaikkan tarif pada ekspor negara Asia.
Seperti diketahui, Presiden Donald Trump akan mengenakan tarif masuk produk China hingga 25%. Ini merupakan kenaikan 150% dari kesepakatan mula yang cuma 10%. Kenaikan itu didasarkan pada pengenaan pajak kedelai Amerika Serikat yang masuk China sebesar 25%.
Perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia ini diprediksi bakal semakin meningkat. Itu karena China balas mengancam akan kembali menaikkan pajak bagi produk Amerika Serikat yang masuk China.
Perang dagang itu akan merembet kemana-mana. Sebab ada USD 200 miliar impor China yang akan mengganggu stabilitas ekonominya. Dan minyak nabati, kedelai, rapeseed maupun minyak sawit akan ikut terdampak.
Untuk kontrak minyak kedelai Chicago pengiriman Desember turun 1,2 persen. Dan minyak kedelai kontrak untuk September di China Commodity Exchange turun 0,5 persen. Ini menyeret harga minyak sawit kontrak untuk pengiriman September di Dalian turun 0,8 persen.
Wang Tao, analis pasar untuk komoditas dan teknis energi Reuters memprediksi, bahwa harga minyak sawit bisa melorot lagi hingga menjadi 2.149 ringgit per ton. “Itu karena minyak sawit telah gagal melampaui nilai resistensi 2.218 ringgit, “ katanya. reuters/TS/jss