Maria Castillo : Tidak Ada UU yang Melarang, Uni Eropa Terbuka Untuk Minyak Sawit

Selasa, 17 Juli 2018

KUALA LUMPUR-Pasar Uni Eropa (UE) terbuka untuk kelapa sawit. Itu karena tidak ada undang-undang yang pernah dibentuk untuk secara khusus melarang minyak nabati di pasar UE.

“Pasar Eropa terbuka untuk kelapa sawit. Saya ingin mengatakannya dengan sangat jelas. Dan UE adalah pasar minyak sawit terbesar kedua dari Malaysia, ” kata Duta Besar dan kepala delegasi Uni Eropa di Malaysia, Maria Castillo Fernandez, Selasa (17 Juli 2018).

Bicara di sela-sela forum perdagangan UE-Malaysia, Fernandez mengklarifikasi rencana Uni Eropa yang menghentikan penggunaan biofuel dalam bahan bakar transportasi pada tahun 2030. “Ini adalah penghapusan bertahap biofuel dari semua tanaman. Bukan hanya dari tanaman sawit,” katanya.

"Ada diskusi di Eropa yang secara implisit tercermin pada bagaimana kita akan memenuhi tujuan energi terbarukan di bawah komitmen Perjanjian Paris," tambahnya.

“Dalam konteks itu, sektor transportasi terpengaruh terhadap penggunaan biofuel yang berasal dari tanaman. Mereka ingin berkontribusi. Sebab masyarakat Eropa telah sepakat untuk mencoba mengurangi secara bertahap penggunaannya hingga tahun 2030 dari semua tanaman, ”tambahnya.

Seperti diketahui, penggunaan biofuel dari minyak sawit untuk bahan bakar transportasi telah menimbulkan perdebatan di Uni Eropa. Mereka menyoal keberlanjutan, di tengah perubahan praktik pertanian yang disebutny sebagai 'perubahan penggunaan lahan tidak langsung' (Iluc).

Pada tanggal 14 Juni, trilog Uni Eropa (Parlemen Uni Eropa, Dewan Eropa dan Komisi Eropa) telah mencapai kata sepakat untuk menangguhkan tenggat waktu penggunaan minyak sawit untuk biofuel dari tahun 2021 ke tahun 2030. Itu di tengah target energi terbarukan 32% pada tahun yang sama.

“Untuk mencapai target energi terbarukan, kita harus menggunakan lebih sedikit biofuel yang berasal dari semua tanaman yang memiliki Iluc,” kata Fernandez.

Untuk mendefinisikan itu, kata Fernandez, delegasi yang datang ke Malaysia ini akan bertemu dan berdiskusi dengan para pemangku kepentingan di industri.

Ditanya tentang konsumen yang memboikot produk-produk yang terkait dengan minyak sawit di Uni Eropa, Fernandez menunjuk pada perubahan perilaku konsumen di tengah perdebatan yang sedang berlangsung tentang praktik-praktik berkelanjutan oleh perusahaan.

“Satu-satunya undang-undang di UE yang berkaitan dengan produk Anda adalah standar minimum yang bersifat umum. Tidak ada undang-undang tentang pelarangan apa pun, termasuk minyak sawit.”

“Namun Anda harus ingat, bahwa ada perdebatan yang sedang terjadi. Itu karena ada kekhawatiran tentang keberlanjutan di semua bidang. Itu adalah tren yang membuat konsumen Eropa menuntut semakin banyak, ” katanya. TEM/jss