Harga Minyak Sawit Malaysia Mulai Bergerak Naik

Senin, 02 Juli 2018

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) Malaysia mulai bergerak positif. Itu terlihat dari indeks perdagangan di penutupan bulan Juni 2018 yang mengalami kenaikan.

Kenaikan itu kendati tidak terlalu amat signifikaan, tetapi tren positif untuk perdagangan futures ini amat menggembirakan. Itu karena sebelumnya, harga CPO itu terus mengalami kemerosotan dari pekan ke pekan, seperti yang tampak dalam grafik di bawah ini.

http://cdn.theborneopost.com/newsimages/2018/06/111-9.jpg

Kontrak patokan Crude Palm Oil (FCPO) naik 1,76 persen menjadi RM2.323 pada hari Kamis. Ini merupakan kenaikan RM41 lebih tinggi dari RM2.282 yang tercatat selama pekan sebelumnya.

Seperti diketahui, volume perdagangan harian rata-rata selama Senin hingga Kamis mengalami penurunan 35,93 persen dengan total rata-rata 43.019 kontrak yang diperdagangkan. Bandingkan dengan total rata-rata 67.146 kontrak yang diperdagangkan selama pekan-pekan sebelumnya.

Untuk bunga harian rata-rata meningkat 0,76 persen menjadi 254.493 kontrak dari 252.566 kontrak sebelumnya.

Menurut AmSpec, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk 1 hingga 25 Juni turun 12,5 persen menjadi 860.217 ton. Sedang untuk pengiriman selama 1-25 Mei sejumlah 983.656 ton.

Societe Generale de Surveillance (SGS) melaporkan, ekspor produk minyak sawit Malaysia selama 1 hingga 25 Juni turun 14,1 persen menjadi 862.215 ton dari 1,004 juta ton yang dikirim tanggal 1 hingga 25 Mei.

Produksi minyak sawit di Malaysia, produsen terbesar kedua dunia, turun 2,1 persen dalam skala bulanan di bulan Mei menjadi 1,53 juta ton untuk bulan kedua secara berturut-turut.

Dan menurut lembaga itu, produksi minyak sawit di dua produsen terbesar eksportir minyk sawit dunia, Indonesia dan Malaysia, juga diasumsikan mengalami penurunan. Itu karena gangguan proses panen buah karena banyaknya petani yang mencoba menjual buah ke pabrik-pabrik Indonesia dan karena pekebun Malaysia berjuang dengan kekurangan tenaga kerja pasca libur hari raya Idul Fitri.

Selain itu, kenaikan harga CPO ini juga dipicu pelemahan nilai Ringgit. Spot ringgit terdepresiasi 0,62 persen menjadi 4,0385 dari sebelumnya 4,0135 di mata dollar AS.

Sedang mata uang Euro menguat pada hari Jumat setelah para pemimpin Uni Eropa mencapai kesepakatan tentang migrasi yang mengurangi tekanan pada Kanselir Jerman. Kendati enguatan nilai tukar itu tidak akan bertahan lama. ass/jss