BALI – Menko Perekonomian Darmin Nasution menyarankan agar industri kelapa sawit di Indonesia mencari pasar baru di negara-negara berkembang. Hal itu juga sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo kepada industri kelapa sawit nasional.
“Sebetulnya Presiden ingin mengatakan kalau mau berkembang lebih banyak, lebih lanjut, jangan hanya bertahan di pasar yang sama. Mulailah dengan pasar yang baru. Siapa pasar yang baru, itu adalah pasar dari negara-negara emerging,” kata Darmin Nasution usai membuka International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) 2018 di Bali, Rabu (25/4).
Menurut dia, pasar baru yakni negara-negara berkembang memiliki tiga keunggulan. “Jumlah penduduknya besar, pendapatannya juga lumayan, dan pertumbuhan kebutuhannya lebih tinggi. Itu pesan Presiden,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, kementerian perdagangan secara khusus dan pemerintah secara umum membuat pembicaraan-pembicaraan bilateral dengan beberapa negara di Afrika dan Asia. “Penduduk dua kawasan itu besar dan kebutuhannya tinggi,” ujarnya.
Para pelaku industry kelapa sawit saat ini sedang melakukan konferensi internasional ICOPE 2018 untuk membahas keberlanjutan dan masa depan sektor industri ini. Chairman ICOPE 2018 JP Caliman, menjelaskan ICOPE telah mendapatkan pengakuan global dalam komunitas ilmiah sebagai sumber daya yang berguna dan tidak bias untuk hal-hal yang berkaitan dengan produksi minyak sawit dan keberlanjutan. ICOPE adalah satu-satunya konferensi internasional yang didedikasikan untuk kelapa sawit dan lingkungan dengan jumlah peserta sebesar itu.
“ICOPE dimulai 11 tahun yang lalu oleh tiga mitra yang berbagi nilai yang sama untuk tujuan mencapai keberlanjutan industri kelapa sawit, bersemangat untuk bekerja dalam kolaborasi, dan merengkuh kepercayaan dalam sains,” ujar JP Caliman.
Franky Oesman Widjaja, Chairman dan CEO Sinar Mas Agribusiness and Food, menambahkan industri minyak kelapa sawit merupakan industri utama dan penting di Indonesia. Sektor industri ini merupakan mesin ekonomi yang menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan jutaan orang Indonesia. “Industri minyak sawit mempekerjakan 21,2 juta orang secara langsung dan tidak langsung, menghasilkan US$ 21,25 miliar dari ekspor pada 2017,” ucapnya.