Harga Kontrak Minyak Sawit Mentah Malaysia Anjlok

Selasa, 28 November 2017

Minyak sawit mentah Malaysia mengalami penurunan. Ini adalah penurunan terendah dalam empat bulan terakhir. Harga itu mengikuti penurunan sama yang terjadi pada minyak nabati non-sawit di Chicago Board of Trade dan China Commodity Exchange. Kontrak minyak sawit mentah, Crude Palm Oil (CPO) untuk pengiriman Februari 2018 mengalami penurunan sebesar 1,6% di Bursa Malaysia Derivatives Exchange. Harga itu semula bertengger di harga 2.589 ringgit ($ 629,47) per ton pada penutupan perdagangan menjadi 2.565 ringgit. Penurunan ini juga tercatat sebagai rekor harga terendah dalam empat bulan, serta terendah untuk harian yang selama ini tercatat di tanggal 25 Juli. Sedang volume yang diperdagangkan mencapai 47.399 lot dari 25 ton pada akhir perdagangan. Malaysia adalah produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Menurut data dari regulator industri, pada akhir Oktober produksinya sempat naik 12,9, kendali dalam penjualannya mengalami pelemahan. Pengiriman CPO dari Malaysia juga turun 8,4 persen untuk periode 1-25 November. Itu dilaporkan surveyor Intertek Testing Services pada hari Sabtu. Sedang surveyor Societe Generale de Surveillance (SGS) menyebut, bahwa pelemahan di periode sama justru lebih rendah, yaitu terjadi penurunan 8,6 persen pada ekspor Malaysia. Untuk minyak nabati non-sawit, kontrak minyak kedelai Desember di Chicago Board of Trade turun 0,4 persen. Kontrak minyak kedelai Januari di Dalian Commodity Exchange turun 0,8 persen. Dan kontrak minyak olein pada Januari turun 1,7 persen. Penurunan minyak kedelai ini menurut Wang Tao, analis pasar Reuters, sangat mempengaruhi penurunan minyak kelapa sawit. Sebab pergerakan minyak nabati lainnya itu bersaing ketat memperebutkan pangsa pasar minyak nabati global. “Minyak kelapa sawit itu bisa  jatuh ke kisaran 2.519-2.555 ringgit per ton,” katanya. jss