Berkat Sawit Ekonomi Riau Tumbuh Pesat, Hanya Kalah dari Jawa

Sabtu, 25 November 2017

Berkat industri kelapa sawit ekonomi Provinsi Riau tumbuh luar biasa secara nasional. Provinsi Lancang Kuning ini tercatat sebagai provinsi berpendapatan tertinggi di luar Jawa. Kini untuk mendorong industri pengolahan kelapa sawit, Kementerian Perindustrian membentuk Balai Pengembangan Produk dan Standardisasi Industri (BPPSI) di Pekanbaru. Diharap, dengan berdirinya BPPSI ini, maka daerah-daerah yang punya  potensi  sumber daya alam terdorong menggarap sektor hilir untuk mendapatkan nilai tambah. Utamanya melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) serta perekayasaan. “Ini sesuai tugas dan fungsinya, balai litbang yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) berperan aktif melaksanakan alih teknologi hasil litbang kepada industri pengguna,” ujar Kepala BPPSI Kemperin, Ngakan Timur Antara saat Rapat Koordinasi dan Peresmian BPPSI di Pekanbaru, Riau, dalam keterangan persnya. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Riau tahun 2017, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau adalah yang kelima terbesar secara nasional. Provinsi Riau hanya kalah dari Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Provinsi Riau adalah yang terbesar di luar Pulau Jawa. Kontributor terbesar dalam pembentukan PDRB Riau berasal dari ekspor bersih (net export) yang mencapai 29,53%. Kata Ngakan, nilai ekspor produk lemak dan minyak nabati mencapai 68% dari total ekspor provinsi Riau. “Sebagian besar produk olahan kelapa sawit di Riau hingga saat ini masih produk mentah CPO. Dan potensi pasarnya lebih besar untuk dikembangkan menjadi produk turunan yang menghasilkan nilai tambah tinggi,” tambahnya. Menurut Ngakan, industri sawit mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia. Itu karena Indonesia sebagai produsen dan eksportir terbesar sawit dunia. Sektor ini berhasil menyerap tenaga kerja hingga 21 juta orang. Data BPS sampai September 2016 tercatat, nilai ekspor produk hilir sawit sebesar US$ 13,3 miliar atau melebihi nilai ekspor minyak dan gas bumi. Sedang produk hilir mencapai 54 jenis. Dan ini jika dirata-rata tahunan, maka sektor industri kelapa sawit hulu-hilir memberi devisa negara sebesar US$ 20 miliar. Di industri pengolahan, Indonesia punya peluang menjadi pusat industri sawit global. Ini untuk keperluan pangan, non-pangan, dan bahan bakar terbarukan. Dalam catatan Kemenperin, Indonesia punya kontribusi sebesar 48% dari produksi CPO dunia. Indonesia menguasai 52% pasar ekspor minyak sawit dunia. jss