Makam Kiai The Ling Sing sangat akrab dengan masyarakat Kudus. Banyak orang berkunjung melakukan ziarah dengan berbagai tujuan. Ini adalah makam guru Sunan Kudus.
Makam ini dipercaya dijaga Macan Putih gaib. Setiap saat muncul menemui orang-orang tertentu. Di dalam lingkungan makam pernah ditemukan Kitab Stambul, batu akik, dan pusaka untuk kesembuhan.
Makam Kiai The Ling Sing ini terletak di daerah Sunggingan, berjarak 1 km dari Masjid Sunan Kudus. Disampingnya tumbuh pohon bendo besar, tinggi menjulang ke langit. Usia pohon ini sudah ratusan tahun. Dan untuk sehari-hari, makam itu dijaga Makmun sebagai juru kunci turun-temurun.
Dulu makam ini dikelilingi ribuan kuburan kuno. Tapi sekarang tinggal beberapa puluh saja. Hilangnya kuburan kuno di sekitarnya itu karena dirusak, dengan didirikan sekolahan di atas lahan. Penghancuran makam kuno ini disayangkan, tetapi apa boleh buat semua sudah terjadi.
Makam kuno yang merupakan saksi bisu perkembangan Islam di Kota Kudus itu adalah murid Kiai The Ling Sing keturunan Tiongkok. Mereka ikut berjuang menyebarkan agama Islam bersama Sunan Kudus. Perjuangannya lewat seni, karena memang keahliannya di bidang itu.
“Sangat disayangkan hilangnya sebagian besar kuburan kuno itu. Untungnya makam Kiai The Ling Sing guru Sunan Kudus di bidang seni ukir masih asli dan belum ada perubahan,” ujar Tee Song Lian budayawan Kudus.
Di kompleks makam ini masih menyisakan keaslian. Masyarakat tidak melakukan perubahan. Hanya kubah yang acap berubah. Itu untuk mempermegah bangunan rumah peristirahatan ulama yang hidup di masa Sunan Kudus ini.
Sebagai layaknya makam-makam keramat, maka di makam ini juga tersimpan cerita-cerita mistis. Ada binatang gaib berupa macan putih sebagai penjaga makam. Sering muncul untuk menemui orang-orang tertentu. Mereka memperlihatkan sekilas dengan pura-pura tidur di samping makam.
Tee Song Liang, cicit kiai ini pernah melihat penampakan binatang gaib itu. Ketika itu ia berkunjung ke makam Kiai The Ling Sing malam hari. “Waktu itu tilik ke makam Kiai The Ling Sing yang merupakan nenek moyang saya. Di samping kuburan itu ada macan putih bertubuh besar sedang tiduran,” ujarnya.
Macan Putih di makam itu memang diakui masyarakat sekitar maupun luar Kota Kudus. Saking seringnya macan ini menampakkan diri, sampai-sampai tidak dianggap sebagai macan gaib. Apalagi macan ini tidak menakut-nakuti orang yang ditemui, kecuali melakukan tindakan brutal atau pengerusakan pada makam.
Konon, macan itu piaraan Kiai The Ling Sing yang usianya berabad-abad. Dan kini binatang itu menjadi gaib, yang setiap saat muncul untuk menjaga makam dari tangan-tangan jahil yang tidak mengerti arti penting pelestarian makam bersejarah.
Di makam ulama besar dari Tiongkok ini juga sering ditemukan kitab stambul, batu, dan pusaka untuk kesembuhan. Dan karena suasana makam ini yang teduh, tempat ini sering dipakai para santri yang sedang menghafalkan Al Qur’an. hus/jss