Politik

Malaysia Ajak Indonesia dan Swasta Aktif Kampanye Anti Diskriminasi Sawit 

JENEWA- Tindakan diskriminasi sawit oleh Uni Eropa harus terus dilawan, dalam bentuk kampanye-kampanye tentang sawit berkelanjutan dan menggerakkan kampanye positif tentang sawit. Wakil Perdana Menteri Malaysia, Wan Azizah Ismail dalam pertemuannya dengan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla, mengajak Indonesia dan sektor swasta berperan aktif dalam berkampanye anti diskriminasi kelapa sawit oleh Uni Eropa.

Pertemua dua petinggi negara serumpun ini berlangsung di Hotel Beau Rivage Jenewa itu, kedua negara sepakat untuk meningkatkan kampanye bersama untuk menyelesaikan masalah kepala sawit melalui jalur WTO.

Pemerintah Indonesia, diakui Wapres, kini tengah mempersiapkan untuk menyampaikan aduan Dispute Settlement Body WTO yang akan diawali dengan proses perundingan dalam kurun waktu 60 hari ke depan.

"Indonesia dan Malaysia sama, antara nomor 1 atau nomor 2 produsen [sawit] di dunia," kata JK melalui keterangan resmi, Kamis, 16 Mei 2019.

Pertemuan antara kedua belah pihak juga sempat membahas dampak seteru dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang dianggap dapat berdampak positif maupun negatif terhadap kedua negara.

JK pada hari ini, akan berada di Paris untuk menghadiri The Christchurc Call to Action. Di sana, Wapres akan membagikan pengalaman Indonesia dalam menangani persoalan terorisme dan ideologi.

"Sekarang ideologi masuk lewat internet. Jadi berubah. Keduanya baik yang Islam juga. Kemarin di Christchurch itu pengaruh dari internet," jelasnya.

Para pemimpin negara dan bos perusahaan besar pun dijadwalkan hadir di Paris, antara lain CEO Twitter Jack Dorsey, Presiden Microsoft Satya Nadella, hingga wakil presiden Google, Yotube, Facebook, Instagram, dan WhatsApp.(rdh/net) 


 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar