Ekonomi

AALI Perbesar Bisnis Peternakan Sapi, Tersebab Anjloknya Harga CPO 

BANDUNG-Dalam tahun 2019 ini, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)  menargetkan penjualan sapi sekitar 15 ribu sampai 20 ribu ekor. Target ini dipasang Astra Agro, setelah perusahaan ini menambah peternakan baru di Kalimantan Timur dan Sumatera. Lebih fokus kepada perbesar peternakan sapi ini disebabkan anjloknya harga CPO belakangan ini.,

Direktur Utama Astra Agro Lestari Santosa mengatakan bisnis sapi dinilai tak berkontribusi besar untuk pendapatan perusahaan. Namun perusahaan bertekad untuk meningkatkan kontribusi untuk ketahanan pangan terus meningkat tiap tahunnya.

"Tahun ini kita rencana untuk mulai running di Kalimantan Timur, kemarin kan sudah di Kalimantan Tengah. Dan tim saya lagi melihat mudah-mudahan visible untuk bisa ada di Sumatera," kata Santosa di Bandung, Jumat, 16 Februari 2019.

Pada 2018 lalu total penjualan sapi perusahaan mencapai 10.000 ekor, naik signifikan dari penjualan pada 2017 yang hanya sebanyak 2.000 ekor. 

Capex Rp 1,5 triliun dan Replanting CPO

Pada tahun ini Astra Agro bakal mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 1,5 triliun. Dengan dana tersebut rencananya perusahaan akan melakukan replanting tanaman seluas 5.000 hektar dan maintaining tanaman muda.
?
Santosa mengatakan tahun lalu jumlah capex yang dianggarkan tak terserap semuanya, sehingga tahun ini jumlah yang dianggarkan menjadi lebih sedikit. Selain itu, tidak ada investasi baru yang akan dilakukan sehingga biaya yang dikeluarkan jumlahnya tak terlalu besar.

"Capex Rp 1,5 triliun, tidak ada pabrik baru tapi tahun ini akan menaikkan naikkan kapasitas absorb buah masuk dari petani," kata Santosa di Bandung, Jumat (15/2).
?
Penanaman kembali lahan seluas 5.000 hektar dan untuk tanaman muda ini diperkirakan akan memakan dana sebesar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar. Lalu sebesar Rp 150 miliar akan digunakan untuk ekstensi empat pabrik yang sudah beroperasi.
?
Tahun lalu perusahaan menganggarkan capex senilai Rp 1,7 triliun-Rp 1,8 triliun, namun sayangnya karena kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik jumlah tersebut akhir tak terserap seluruhnya. Pada 2018 kebutuhan terbesar perusahaan adalah untuk penyelesaian pembangunan satu pabriknya yang berkapasitas 45 ton/per jam.
?
Kapasitas produksi total perusahaan termasuk dengan pabrik barunya yang akan beroperasi dalam waktu dekat jumlahnya mencapai 1.525 ton per jam. Tingkat utilisasinya dipertahankan. (rdh/cnbc)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar