Industri

2 Fasilitas Penyimpanan Terapung Disiapkan

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan bahwa sampai dengan saat ini realisasi program bauran biodiesel 20% baru mencapai kisaran 80%-85%.

"Kami harus selesai dulu floating storage.Fasilitas penyimpanan (FAME) di Balikpapan selesai, di Tuban belum, karena butuh amdal [analisis mengenai dampak lingkungan] dan studi," kata dia, Selasa (18/12) kemarin.

Pemerintah menargetkan dua unit fasilitas penyimpanan terapung bahan bakar nabati (biodiesel) dari minyak sawit sudah bisa dipakai pada Januari 2019.

Kedua fasilitas penyimpanan terapung (floating storage) fatty atid methyl ether (FAME) itu akan dipasang di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Tuban, Jawa Timur.

Kedua fasilitas penampungan FAME itu untuk memperlancar bauran Solar dan 20% biodiesel (B20) sehingga program itu bisa terlaksana 100%. Pemerintah mewajibkan seluruh Solar dicampur dengan 20% FAME. Pemerintah mengakui bahwa bauran 20% biodiesel ke dalam Solar hingga saat ini belum berjalan optimal.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), defisit perdagangan secara kumulatif padaa Januari-November 2018 mencapai US$7,52 miliar yang disebabkan oleh defisit perdagangan minyak dan gas bumi mencapai US$12,15 miliar. Defisit neraca migas tersebut disumbang oleh produk hasil minyak (bahan bakar minyak seperti Premium, Pertalite, Pertamax, dan Solar) yang mencapai USS 14,74 miliar, sedangkan gas bumi masih surplus US$6,47 miliar.

Bauran biodiesel ke dalam Solar secara langsung akan mengurangi penggunaan minyak mentah, sehingga dapat mengurangi impor. Penurunan impor migas diharapkan bisa memperkecil defisit neraca perdagangan migas. tps

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar