Humaniora

Ini Zaman Impian Bagi Suku Aborigin

Ingat bumerang, pasti akan terbayang Suku Aborigin. Selain bumerang, sebetulnya banyak hal menarik di balik kehidupan Aborigin yang terasing. Salah satunya tentang konsep penciptaan bumi dan isinya, termasuk manusia, serta keyakinan adanya makhluk gaib yang berkeliaran di sekitar mereka.

Kehadiran makhluk-makhluk aneh berwujud setengah binatang setengah manusia ini diyakini untuk menjaga dan melindungi tanah kelahiran mereka. Namun ironisnya, terkadang makhluk itu membahayakan dan tak segan mencelakakan siapa saja.

Umumnya kepercayaan di dunia menganggap masa penciptaan manusia, bumi, dan isinya terjadi pada masa lampau. Suku Aborigin punya konsep sendiri. Mereka menganggap seluruhnya terjadi pada zaman impian. Karena impian, tentu saja periodisasinya tak jelas. Ini tidaklah penting bagi suku Aborigin, asalkan tak luntur keyakinan tentang keagungan dan kebesaran dewa-dewa.

Pada zaman impian, semesta masih dihuni oleh para dewa dan ksatria yang sangat sakti. Setiap kegiatan para dewa menggerakkan alam sehingga lambat-laun terciptalah bumi dan isinya. Nyanyian para dewa menumbuhkan gunung-gunung, danau, dan bintang-bintang di langit.

Sementara arwah nenek moyang dan makhluk gaib berjasa meramaikan alam Australia dengan berbagai flora-fauna. Karenanya sekecil apapun benda di muka bumi, suku Aborigin meyakini benda itu memiliki makna dan kisah masing-masing. Ada alasan-alasan mengapa sang dewa menciptakannya.

Kisah-kisah seputar asal mula kehidupan dunia ini dapat ditemukan pada dinding gua yang tersebar di daratan Australia. Jika ditelusuri, gambar-gambar semrawut ini membentuk rangkaian cerita yang menarik.

Selain dongeng zaman impian, kisah lainnya adalah mengenai makhluk-makhluk gaib yang sesekali muncul dan menampakkan diri. Wiradjuri, salah satu kelompok suku Aborigin yang tinggal di New South Wales bagian barat termasuk paling sering menyaksikan kemunculan makhluk-makhluk gaib tersebut.

Yang mereka namakan mirrii atau mirriuula adalah binatang serupa anjing biasa. Anehnya, makin lama dipandang, semakin besar ukuran tubuhnya. Bahkan bisa sebesar keledai atau kuda poni dalam sekejap.

Dan dalam sekejap pula, siluman ini lenyap di depan mata. Mirri bisa berbahaya jika menghadapi orang asing. Ia akan menenggelamkannya dengan cara mengejar terus sampai korbannya tercebur ke sungai dan terbawa arus.

Selain mirrii, dikenal pula yurii, manusia cebol tak lebih dari semeter. Memiliki kuku-kuku panjang dan gigi yang besar. Yurii juga berjenggot panjang. Kelompok suku yang lain sering menyaksikan yurii bermain dengan anak-anak Aborigin.

Apa yang dialami oleh suku Aborigin yang tinggal di Victoria hampir sama. Di sini orang mengenalnya dengan nama net-net dan pot-koorok. Sosok cebol berperut buncit., kaki berselaput dan jari-jari yang panjang ini mendiami kolam dan sungai. Itulah mengapa mereka menyebutnya manusia katak. Meski ganjil, makhluk-makhluk gaib itu tak mengganggu ketenteraman masyarakat Aborigin.

Sebaliknya jika terdengar nama Si Tua Mata Merah seketika keresahan pun merebak. Ia lebih mirip kekuatan berwujud manusia yang tak sempurna. Kelebihannya pada sepasang mata merah yang selalu bersinar. Ia bisa muncul dan menghilang sesuka hati, namun celakanya, ia memilih sendiri siapa yang bakal menjadi korbannya.

Si korban mula-mula seperti tanpa sengaja menatap kedua mata merah membara tersebut dan tiba-tba seluruh tubuhnya menjadi lemas. Saat itulah Si Tua Mata Merah menghipnotisnya. Si korban tak dapat berkutik lagi. Andainya ia mampu berteriak minta tolong, tak ada orang yang dapat mendengarnya karena kekuatan makhluk gaib itu.

Ancaman lain datang dari yara-ma-yha-who. Ini juga sejenis manusia katak, namun dilengkapi dengan alat penghisap darah pada tangannya. Anak-anak jangan sampai bertemu dengan makhluk ini karena darahnya menjadi minuman segar bagi vampir gaib tersebut. ma/jss

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar