Regulasi

Lawan Kampanye Negatif Soal Sawit, GAPKI Ajak Para Akademisi 

PEKANBARU - Kelapa Sawit sebagai salah satu minyak nabati menjadi komoditas utama dan unggulan di Indonesia serta diberi predikat sang primadona. Akan tetapi juga menerima hujatan dalam kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup.  

Akibatnya pada periode belakangan banyak hal yang sangat merugikan seperti penurunan ekspor ke luar negeri. Oleh sebab itu, ini harus ditunjang oleh berbagai pihak khususnya perguruan tinggi agar memberi pengertian kepada yang belum mengetahui tentang sawit agar kedepannya betul-betul menjadi primadona.

"Kita harapkan dari akademisi mengatakan  bahwa sawit itu tidak merusak lingkungan dan satu lagi selalu dijelekkan mengatakan kolesterol tinggi," kata Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Riau, Saut Sihombing pada acara Seminar Nasional II Kelapa Sawit sekaligus expo yang diadakan Fakultas Pertanian Universitas Riau (UR). 

Kegiatan yang juga didukung GAPKI Provinsi Riau ini dilaksanakan di Hotel Pangeran mulai Rabu ini hingga besok (24-25 Oktober).

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Rektor III UR, Dr Syapsan M.E mengatakan untuk mengantisipasi isu negatif tersebut, tugasnya akademisi adalah untuk melakukan studi dan penelitian soal itu. Hal ini sudah dilakukan dengan DIKTI, tapi kerap mendapatkan  kendala klasik yakni dana terbatas.

"Peranan kita meyakinkan, bisa saja dengan membuat penelitian berapa wajarnya dari setiap 10.000 hektare lahan, misalnya 100 hektare. Tapi untuk itu perlu cost," ungkapnya.

Menurutnya hal ini sebenarnya tidaklah sulit karena bisa ditutup dengan peningkatan produktifitas. Saat ini menurutnya masih ada dualisme teknologi antara masyarakat swadaya dan perusahaaan.

Dengan meningkatnya produksi, selanjutnya bisa dialihkan biaya ke penelitian. Makanya perlu punya punya labor dan lembaga penelitian. Bay

 

???


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar