Industri

Rencana Penerapan Bulan Depan, Industri Otomotif Siap Gunakan B20  

JAKARTA - Pelaku industri otomotif mendukung rencana pemerintah menerapkan kebijakan pencampuran minyak sawit (crude palm oil/CPO) ke solar sebesar 20 persen atau biodiesel B20 untuk nonsubsidi.

“Untuk kita tidak masalah. Pak Menteri (Menteri Perindustrian) tadi bilang B20 itu ada soap effect karena dia itu sebenarnya dipakai untuk bikin sabun,” kata Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi dilansir Inesw.id Jumat (3/8/2018)

Dirinya mengatakan, biodiesel tidak masalah jika digunakan untuk mobil produksi baru. Namun, kata dia, akan bermasalah untuk mobil-mobil dengan lama karena sudah banyak kerak di mesin.

“Jadi kalau Anda mau pakai biosolar, Anda harus kuras dulu dengan bersih. Positifnya, setelah pakai ini mesin Anda akan lebih bagus,” katanya.

Senada, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto mengatakan, industri otomotif telah siap mendukung kebijakan biodiesel B20 yang rencanya diterapkan pada awal bulan depan.

"Tadi industri otomotif semua siap, jadi sudah tidak ada pertanyaan lagi dari produsen otomotif, untuk alat berat dan mesin-mesin stasioner, dari prinsipal sudah menyatakan B20 siap digunakan," katanya.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution belum dapat memastikan implementasi kebijakan B20 karena masih menanti Peraturan Presiden. Namun, kata dia, sejumlah menteri, termasuk menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan agar kebijakan tersebut berlaku 1 September.

"Hari ini (Perpres) sudah akan naik, mestinya dalam beberapa hari selesai," ucapnya. 

Presiden Joko Widodo juga meminta dukungan penuh pelaku usaha supaya kebijakan biodiesel B20 bisa diterapkan secara optimal.

"Saya minta bantuan Bapak Ibu semuanya untuk mendukung penuh agar substitusi biodiesel produksi lokal bisa kita jalankan semaksimal mungkin," kata Presiden.

Menurut Presiden, bila kebijakan ini bisa diterapkan dengan baik, akan memberikan keuntungan bagi Indonesia. Salah satunya bisa menghemat cadangan devisa karena tidak perlu mengimpor BBM dalam jumlah besar.

"Kita akan konsentrasi ke situ dan prosesnya akan saya ikutin terus," ujarnya. *Se


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar