Humaniora

Misteri Anak Gendruwo (17) : Anak Dimaki-maki, Bapak Gendruwo Marah

Hidup sendirian dengan tanggungan anak dan seorang ibu yang sudah tua, Wakijem harus kerja keras. Wanita ini tak bisa cuma mengandalkan hasil ladang. Ia juga perlu mencari penghasilan tambahan. Untuk itu, sejak Wagini mulai besar, Wakijem kembali ke pasar. Ia berjualan rempeyek seperti biasanya.

Suatu hari ketika Wakijem usai menggoreng rempeyek, ia menempatkan makanan ringan itu ke dalam kaleng. Dua kaleng penuh sudah ditaruh di atas meja. Sisanya masih dibiarkan, menunggu agar dingin dulu. Wakijem beranjak ke kamar mandi, dan bersiap-siap berangkat ke pasar.

Ketika ditinggal Wakijem, nampaknya, Wagini yang masih anak-anak itu sedang kelaparan. Anak ini kemudian mengambil rempeyek itu. Dengan lahap ia menyantapnya. Dan yang mengejutkan, hanya dalam tempo cepat, rempeyek dua kaleng yang siap dijual itu tandas tak berbekas.

Saat Wakijem keluar kamar mandi dan masuk rumah, wanita ini menjadi histeris. Ia murka bukan main. Ia tak mampu menahan emosinya. Sebab dagangan yang diharap mampu memperpanjang kehidupan keluarganya itu habis dimakan anak yang selama ini menyengsarakannya.

Tanpa terkendali, dengan kata-kata kasar, Wakijem memaki-maki Wagini. "Dasar anak setan. Anak jin. Tak bisa apa-apa, bisanya cuma membuat orangtua susah," umpat Si Ibu pada Wagini. Sedang Wagini hanya bisa menangis ketakutan.

Saat itu terjadilah keanehan. Dari atap rumahnya yang terbuat dari rumbia muncul sesosok makhluk hitam bertubuh besar yang menyeramkan. Melihat kemunculan makhluk berwujud gendruwo itu Wakijem ketakutan. Ia kabur, melarikan diri dari rumah. Sejak peristiwa itu wanita ini tak pernah kembali hingga saat ini. (Djoko Suud Sukahar/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar