Politik

Leiking : Perang Dagang China-AS Bisa Untungkan Sawit

PETALING JAYA-Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) belum ada tanda-tanda mereda. Saling balas untuk mempersulit produk masing-masing masuk negaranya diperketat. Kedelai AS yang masuk China kini dikenai tarif impor 25%.

Namun menurut Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia yang baru ditunjuk, Darell Leiking, kondisi itu justru peluang bagi ekspor minyak sawit Malaysia. Hambatan masuknya kedelai AS ke China memberi peluang bagi masuknya minyak sawit ke Negara Panda ini.

“China adalah importir barang-barang kami yang sangat besar. Jadi ada banyak peluang bagi kami selama perang dagang. Kami dapat terlibat dengan China dan melihat bagaimana kami dapat bekerja sama," katanya.

Leiking mengatkan, bahwa industri minyak sawit Malaysia dapat menjadi salah satu sektor yang menguntungkan ketika terjadi perang perdagangan.

Pengenaan 25% tarif impor terhadap kedelai AS akan menurunkan permintaan terhadap produk andalan AS itu. Dan ini merupakan peluang bagi industri minyak sawit untuk meningkatkan ekspornya ke China.

Sebab, menurut Leiking, impor kedelai dari AS yang rendah akan menciptakan kekurangan minyak nabati ke China. “Ini yang kemungkinan akan menguntungkan minyak sawit,” katanya.

Tahun lalu, ekspor komoditas pertanian Malaysia dan produk yang berbasis komoditas pertanian ke China naik 27% menjadi RM19.1bil dibandingkan dengan RM15bil pada tahun 2016. Dan China merupakan pasar ekspor terbesar kedua untuk minyak sawit Malaysia setelah India.

Menurut data dari Malaysian Palm Oil Council, ekspor minyak sawit ke China naik 13,68% menjadi 710.051 ton antara Januari dan Mei 2018 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. TS/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar