Politik

DR Lulie Melling : Serawak Sejahtera Berkat Tanah Gambut

Tanah gambut dipersoalkan. Malah di Indonesia sampai lahir PP Gambut, yang ternyata lahir dari penelitian yang salah. Tanah gambut juga sering dituding sebagai penyebab kebakaran. Padahal jika tidak ditanami sawit, justru tanah gambut lebih rentan lagi terbakar. Itu diungkap DR Lulie Melling, Chief Minister Department Tropical Peat Research Laboratory, Serawak, Malaysia. Dia melihat ada keanehan dengan PP itu. Sebab kata dia, tanah gambut itu kekayaan Indonesia dan Malaysia. Malah di Negeri Jiran itu tanah gambut mensejahterakan rakyatnya. Menurut Lulie, memang banyak orang melakukan kesalahan dalam surveinya. Mereka melakukan survei gambut hanya pakai kayu. Dengan begitu, maka profil tanah tidak diketahui. “Jadi saya perlu mengajar petani apa itu tanah gambut. Sebab klasifikasi tanah mineral banyak sekali jenisnya. Tanah gambut ada tiga jenis, yaitu temperate peat, boreal peat, dan tropical peat,” katanya. Secara global, menurut Lulie Melling, di dunia terdapat 409 juta ha tanah gambut. Sedang yang termasuk tropical gambut hanya 39 juta ha. Itu berdasar berbagai penelitian. Namun jika tidak ada penelitian yang menyeluruh dan serius mengenai tanah  gambut, maka yang terjadi adalah fitnah. Apalagi ternyata diketahui, bahwa penyelidikan tanah gambut itu kurang. “Yang kita tahu tentang gambut masih sangat kurang. Kita tidak boleh membuat imajinasi tentang gambut, tetapi harus diverifikasi di lahan gambut,” tegasnya. Menurut Lulie, tanah gambut itu kekayaan Indonesia dan Malaysia, karena tanah merupakan sumber yang paling penting bagi sebuah negara. Sebab, itu juga menentukan kekayaan sebuah negara. Belanda melakukan deforestasi untuk membuat kapal ketika kayu mereka habis. Maka mereka kemudian menggunakan gambut untuk kayu bakar. Di Eropa, gambut dibuat untuk memanaskan rumah lalu diekspor. “Kita tidak melakukan ekspor gambut , tetapi sebagai media untuk tanaman,” tambahnya. Tanah gambut bisa diubah menjadi tanah pertanian untuk dijadikan kebun kelapa sawit dan memberikan pendapatan kepada negara. Malaysia bisa terselamatkan dari krisis ekonomi tiga kali karena sawit. Gambut itu ibarat itik yang mengeluarkan telur emas. Di Serawak, jumlah areal perkebunan sawit naik dua kali lipat. Dari segi ekonomi di Sarawak, pendapatan secara langsung sawit di lahan gambut mencapai 400 juta RM-500 juta RM per tahun. Ada rencana peningkatan 2 juta ha sawit di Sarawak untuk mendapatkan devisa 8 miliar US Dollar.  Pada tahun 2020, pendapatan dari pajak ekspor mencapai 1 miliar US Dollar. “Sawit itu komoditas yang paling tinggi membayar pajak. Minyak nabati yang lain mendapat subsidi, tetapi sawit harus bayar pajak,” katanya. Tanah gambut punya banyak jenis. Tanah gambut itu oksigen dan udara ada didalamnya. Hutan gambut itu mudah terbakar dibandingkan kalau ditanami kelapa sawit . Lahan gambut di sawit itu lebih lembab. Sebab karakter gambut Malaysia dan Indonesia itu lubangnya lebih besar. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar