Politik

Seks Caligula (20) : Si Gundik Caesonia Terpilih Jadi Permaisuri

Caligula ngotot memilih Caesonia. Ia menyebut wanita itu sangat layak mendampinginya memimpin kerajaan Romawi. Alasannya, selain hebat di ranjang, ia juga cantik dan sangat dewasa. Karena keinginan Caligula sudah tak bisa dicegah, Drussila pun tak bisa berbuat apa-apa. Ia terpaksa memanggil wanita itu. Ia menyuruhnya mengenakan kembali kain tipis penutup tubuhnya. Drussila membimbing calon kakak perempuannya itu pergi meninggalkan taman sari. Gadis ini merangkul bahu Caesonia, dan membawanya menuju kamar yang disiapkan sebagai pentahbisan. Ia kuak tirai tipis penyekat ruangan. Dan ia sorongkan Caesonia untuk mendekati Caligula yang berdiri di altar. Di kamar itu Caligula menyiapkan prosesi penyambutan. Sebuah altar tergelar, dan di ujungnya, patung Dewi Ishes yang disilang pedang nampak berdiri garang. Secara spiritual patung itu dianggap sebagai kekuatan dan penjaga kedaulatan Kerajaan Romawi. Dan di ruang sakral seperti itulah Caligula ingin melakukan ritual penyatuannya dengan Caesonia. Caesonia mendekati Caligula. Wanita yang berpengalaman melayani laki-laki di ranjang itu amat tegar berhadapan dengan raja Romawi yang masih belia itu. Ia mendekatkan wajahnya ke Caligula. Ia pasrah untuk diapakan saja. Saat itulah tubuh ramping wanita ini dibanting di meja altar. Caligula mendekatkan pedang dan mentorehkan ke leher wanita ini. Darah mengucur. Dengan mulutnya, laki-laki itu menghisap darah itu. Usai prosesi itu, Caligula membalik tubuh Caesonia. Wanita ini berubah tidur tengkurap. Ia naikkan pantatnya. Caesonia pun dalam posisi menungging. Ia singkap kain penutup aurat gundik ini. Dan Caligula pun bersiap-siap untuk menindihnya. Namun sebelum itu dilakukan, Caesonia yang sangat mahir memuaskan laki-laki itu menyindirnya. Ia menyebut gaya Caligula memperlakukan perempuan sebelum mengencaninya sangatlah profesional. "Sebagai pemula, gayamu memperlakukan wanita boleh dipuji. Namun benarkah kamu juga hebat di .....," kata Caesonia. Kalimat itu belum habis diucapkan, Caesonia sudah memekik. Ia merintih. Melenguh. Dan sesekali tubuhnya menggelinjang seraya menaikturunkan pantat dan punggungnya. Ternyata, Caligula yang haus seks itu telah melampiaskan nafsunya. Ia menunjukkan keperkasaannya sebagai lelaki yang


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar