Politik

Peneliti Kelapa Sawit : PP Gambut Itu Sulit Diimplementasikan

PP Gambut terbukti bersifat politis ketimbang sebagai pedoman untuk melindungi pekebun sawit dan menjaga gambut. Sebab PP ini nyaris sulit untuk diimplementasikan. Itu dikatakan Winarna, peneliti dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Kesulitannya, menurut Winarna, karena muka air tanah berfluktuasi.  Untuk itu, sejak lama, sudah banyak masukan agar merevisi aturan ini. Tapi ternyata, penerbitan PP 57/2016 sebagai pengganti PP 71/2015 tidak ada perubahan yang signifikan. Menurut Winarna, jauh sebelum munculnya PP itu, perkebunan sawit sudah berusaha ‘mati-matian’ mengelola muka air tanah dan mempertahankan kelembaban tanah. Sebab itu akan berdampak pada daya dukung gambut terhadap produktivitas tanaman budidaya dan kelestariannya. Dan dari sisi lingkungan, dengan muka air tanah 70 cm, emisi karbon masih lebih rendah dari standar yang ditentukan IPCC, yaitu  40 CO2 ton/ha/tahun. Di banyak perkebunan, menurutnya, sejak lama sudah diterapkan best management practices, diantaranya melalui tata kelola air dan pemadatan. Sebab dengan pola ini, maka ada jaminan yang cukup besar untuk kelestarian gambut dan produktivitas pertanian. Tapi dengan PP Gambut sekarang ini, maka semuanya kelabakan. Itu sama dengan membunuh siapa saja yang bergerak di sektor sawit. Sebab PP itu nyaris tidak bisa diimplementasikan. Dengan kata lain, PP ini bukan untuk menghidupi mata pencaharian petani, apalagi mensejahterakan. Tapi PP ini justru membunuh siapa saja yang bergerak di usaha sawit. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar