Politik

Ini Sakralitas Mbis dan Jeu Suku Asmat

Salah satu ciri permukiman asmat adalah adanya mbis di depan jeu. Mbis adalah sebuah patung yang dibuat untuk menghormati arwah orang yang sudah meninggal. Sedangkan jeu adalah rumah tradisional suku Asmat. Adanya mbis tak lepas dari legenda Fumerepits yang sangat populer di kalangan sesepuh suku Asmat. Mereka bahkan menggiatkan generasi muda untuk menghayati legenda-leganda kuno nenek moyang mereka. Alkisah, tersebutlah seorang pemuda Asmat bernama Fumerepits yang sedang kasmaran dengan Tewerauts. Tewerauts adalah gadis yang menarik, sehingga memiliki banyak pengagum. Suatu hari mereka mengadakan pertemuan rahasia di hutan. Kesempatan ini mereka gunakan untuk memadu kasih. Sayangnya, mereka tak sendirian. Sepasang mata yang marah menyaksikan adegan percintaan ini. Ia adalah teman Fumerepits yang juga menaruh hati pada Tewerauts. Dengan hati tebakar, ia meninggalkan hutan dengan menggunakan perahu Fumerepits. Ketika Fumerepits dan Tewerauts memutuskan untuk kembali ke permukiman, mereka sangat kaget mendapati perahu Fumerepits lenyap. Untuk kembali pulang, satu-satunya jalan ialah Tewerauts menyelundupkan kekasihnya ke dalam kapal yang mengangkut ia dan teman-temannya. Tewerauts menutup tubuh Fumerepits dengan lembaran dari nipah dan berbohong pada teman-temannya. Ia mengatakan telah mendapatkan telur semut merah yang konon sangat disukai oleh suku Asmat. Semua berjalan lancar hingga kapal mencapai muara. Tiba-tiba badai menyerang dan memporak-porandakan isi kapal. Betapa leganya mereka ketika mengetahui bahwa seluruh penumpang dalam keadaan selamat. Namun Tewerauts memekik ketika bungkusan nipahnya lenyap. Ia menangis tak henti-henti. Teman-temannya menghibur dengan mengatakan Tewerauts dapat mendapatkan telur semut merah lagi lain waktu. Ketika ia berterus terang bahwa bungkusan itu tak lain adalah Fumerepits, seketika kapal dicekam dukacita yang dalam. Tewerauts menghabiskan hidupnya dalam kesedihan akibat kekasihnya yang hilang. Cerita berlanjut dengan terdamparnya bungkusan nipah ini di sebuah pantai. Mula-mula tubuh Fumerepits kaku dan tak bernafas lagi. Namun kehadiran seekor elang berkekuatan gaib bertengger di tubuhnya. Elang ini dipercaya sebagai utusan dewa untuk membangunkan Fumerepits. Lambat-laun hiduplah ia kembali. Ia mendapati dirinya terdampar di suatu tempat asing, tak berkawan, tak bertempat tinggal, bahkan tak ada makanan. Dengan putus asa ia menggurat-guratkan tangannya di atas pasir menggambar sebuah rumah. Lalu tiba-tiba muncullah rumah yang sesungguhnya lengkap dengan perabotan dan makanannya. Fumerepits mulai merasakn bahwa arwah para nenek moyang telah membantunya. Ia pun bertekad memulai kehidupan barunya. Lama-lama ia merasa kesepian. Ia melewatkan waktunya dengan membuat patung-patung kayu di depan rumahnya. Inilah asal-usul suku asmat mendirikan mbis di depan rumahnya. Karena Fumerepits tak mengenal lelah mengerjakannya. Akhirnya di depan rumah bahkan hutan telah terpenuhi oleh patung kayu bikinannya. Bentuk dan ekspressi mereka bervariasi sehingga Fumerepits tak lagi merasa sendiri. Namun ternyata ia masih merindukan teman yang dapat diajaknya berkomunikasi. Di tengah kemuramannya itu, ia mendengarkan bunyi daun kelapa yang bergesek ditiup angin. Bunyi tuung..tuung..tuung..ini menarik baginya. Lalu seketika ia pun menebang salah satu pohon, mengukirnya, dan menjadikannya sebuah alat musik yang bernama kendara. Dengan alat musik ini ia merasakan kebahagiaan lain. Suat hari, ketika ia memainkannya, tiba-tiba irama kendara yang terus-menerus diikuti oleh sebuah gerakan. Ternyata mbis yang dibuatnya mulai bergerak-gerak. Bahkan tidak hanya satu melainkan seluruh mbis yang pernah dibuatnya. Mbis ini kemudian menjelma menjadi manusia yang akhirnya tunduk di bawah kepemimpinan Fumerepits. Inilah cikal-bakal Suku Asmat kuno yang menurunkan Suku Asmat yang ada saat ini. Ada dua pelajaran yang mereka petik dari legenda ini. Pertama, mereka meyakini bahwa manusia terbentuk dari kayu, dan kedua, profesi wow ipits atau tukang kayu adalah profesi yang mulia karena dari keahlian merekalah manusia akhirnya diturunkan ke bumi. Is/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar