Politik

Sawit Dilarang, Malaysia Kutuk Langkah Uni Eropa

Pekanbaru- Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional bersama Kementerian Perkebunan dan Komoditas Malaysia mengutuk keputusan  parlemen Uni Eropa (UE) yang melarang minyak sawit untuk program biofuel UE pada tahun 2021 mendatang. Datuk Mah dan Datuk Seri Mustapa Mohammed menyatakan, langkah itu mendiskriminasi negara-negara penghasil minyak kelapa sawit. Ini juga merupakan langkah agresif yang akan memicu ketidakpastian lebih lanjut seputar perdagangan gobal, kata Datuk Mustapa, Senin (23/1/2018). “Karena semakin banyak negara menerapakan proteksionisme dan semakin banyak pula negara-negara yang berharap, bahwa UE akan memberikan peran kepemimpinan yang diperlukan untuk menegakkan prinsip-prinsip perdagangan bebas dan adil,” tambahnya. Malaysia adalah pengekspor minyak sawit terbesar kedua di dunia pada tahun 2016. Sebesar RM 10,3 miliar dari total ekspornya masuk ke UE. “Dan larangan ini akan berdampak buruk bagi kehidupan petani kecil di Malaysia,” tambah Mustapa. Mustapa meminta sektor swasta Eropa tidak terpengaruh oleh pemungutan  suara Eropa dan sentimen negatif tehadap minyak kelapa sawit Malaysia. Negeri Jiran akan berkolaborasi dengan negara-negara penghasil minyak kelapa sawit lainnya untuk meningkatkan kekhawatiran sebelum komite di bawah WTO. Malaysia juga mencari solusi  yang komprehensif untuk perlakuan diskriminatif terhadap biofuel yang berbasis kelapa sawit dibandingkan dengan biofuel berbasis tanaman lainnya melalui perundingan FTA Malaysia- UE. Dan untuk meningkatkan komoditasnya itu, saat ini kementerian Malaysia juga bekerjasama dengan negara-negara lainnya. emilly/mpoc.com)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar