Politik

Hii, Daging Anjing Gurih, Lembut, dan Dianggap Obat

Rica-rica. Masih banyak dijual di Solo. Kendati penentangan acap terjadi, tapi itu belum berhasil meredam penjualan daging yang sering disebu RW, jamu, obat dan entah apa lagi itu. Ini memang agak aneh. Rica-rica dalam bahasa Manado itu artinya lombok atau cabai. Tapi entah bagaimana mulanya, tiba-tiba nama itu kok di Surakarta menjadi daging anjing. Menurut kabar, itu konon karena daging ini banyak dikonsumsi warga Sulawesi Utara. Juga daging tikus sawah serta monyet. Dan itu benar. Di pasar-pasar Kota Manado, memang daging-daging itu dijual bebas. Kendati diketahui, bahwa bukan orang Manado saja yang suka daging ini. Malah yang terbanyak adalah saudara kita dari NTT, utamanya dari Pulau Flores. Disini paling besar tingkat konsumsi daging ‘ayah Sangkuriang’ itu. Menurut SM (43), pedagang rica-rica di by pass, sebenarnya dia hendak menghentikan usahanya itu. Namun karena pelanggan terus menanyakan, maka langkah itu terpaksa dibatalkan. “Sempat sehari saya berhenti jualan rica-rica. Akibatnya dagangan yang lain juga ikutan tidak laku. Ya jualan lagi,” katanya mewanti-wanti supaya namanya tidak ditulis. Menurutnya, pelanggan menyukai daging anjing karena khasiatnya. Daging ini membuat badan hangat dan segar. Itu alasan konsumen daging ini menyebut sebagai makanan jamu atau obat. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar