Pastikan Stok Sapi Selama Ramadhan, Komisi II DPRD Pekanbaru Hearing dengan Distankan

Selasa, 29 Maret 2022

PEKANBARU - Komisi II DPRD Pekanbaru melakukan hearing dengan Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru, Selasa (29/3/2022) kemarin. Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru Dapot Sinaga SE. Kemudian, dihadiri Kadistankan Firdaus.

Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru Dapot Sinaga SE menyampaikan, pemanggilan Distankan ini guna membahas penyebab kelangkaan daging sapi yang mana veberapa waktu lalu pasokan daging sapi di sejumlah pasar tradisional kosong lantaran tidak adanya pasokan stok daging dari rumah potong.

"Kita ingin tahu langsung apa sebenarnya permasalahan daging sapi ini langka kemarin. Sampai-sampai pedagang sapi itu mengadu dan menelfon kami bahwa daging sapi itu sampai tidak ada kemarin," jelasnya.

Politisi PDI Perjuangan ini juga mengingatkan Distankan agar terus memantau ketersediaan sapi di Kota Pekanbaru.

"Apalagi ini mau masuk bulan ramadhan, pasti permintaan daging sapi ini akan tinggi. Kita harap Distankan terus memantau stok sapi untuk masyarakat Kota Pekanbaru, jangan lengah," tegas Dapot.

Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Kadistankan) Kota Pekanbaru Firdaus memastikan ketersediaan stok daging sapi di Pekanbaru aman menjelang Ramadan, meski mengalami kenaikan harga.

Saat ini, Rumah Potong Hewan (RPH) juga sudah bisa melayani pemotongan sapi 33 ekor setiap harinya.

"Alhamdulillah, mulai senin malam sudah ada pemotongan kembali pasca kelangkaan beberapa waktu lalu, yakni sebanyak 33 ekor sesuai standar per harinya. Untuk stok di rumah potong sendiri ada stok 67 ekor dan diperjalanan nanti malam akan masuk lagi 10 mobil. Insya Allah, ketersediaan sapi hingga ramadhan nanti aman," kata Firdaus.

Untuk menjamin ketersediaan sapi, Lanjut Firdaus, Distankan Kota Pekanbaru terus berkoordinasi bersama Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Provinsi lampung agar distribusi sapi tetap lancar.

"Selagi provinsi lampung membuka pintu untuk pengiriman sapi ke Provinsi Riau, kita rasa tidak ada masalah. Kita juga sudah rapat dengan Dinas Perternakan dan DMPTSP Provinsi Riau dan berkolaborasi dengan pihak Dinas Peternakan dan DMPTSP Provinsi Lampung agar bagaimana distribusi tetap lancar dan persediaan sapi tetap aman," ungkapnya.

Terkait kenaikan harga, Firdaus mengungkapkan salah satu faktor penyebab melambungnya harga daging sapi potong dipasaran karena tingginya harga sapi hidup dari daerah pemasok seperti Provinsi Lampung.

"Memang ada kenaikan harga, dimana informasi yang kita terima dari pihak perusahaan pemotongan sapi, harga yang biasanya Rp 45.000 sekarang sudah Rp 65.000, naik Rp 15.000 per kg berat hidup. Artinya kalau dikalkulasi dengan berat hidup sekitar 600 kg berarti kenaikan hampir Rp 3 juta kenaikan per ekornya," paparnya.

Selain itu, faktor lainya yang menjadi penyebab melambungnya harga daging sapi potong dikarenakan coast transportasi dari daerah pemasok yang juga mengalami kenaikan. Ditambah lagi, harga pakan ternak sapi juga menjadi penyebab kenaikan harga daging.

"Kenaikan harga BBM juga mempengaruhi biaya transportasi daging sapi dari dari daerah pemasok hingga sampai ke kota Pekanbaru, sehingga biaya-biaya tambahan ini juga akan berimbas pada harga jual para pedagang dipasaran," tutup Firdaus.(galeri)