Gapki Riau Pembicara di Seminar Nasional Palm Ocorner

Sabtu, 07 September 2019

PEKANBARU - Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki) Riau menjadi pembicara dalam acara Seminar Nasional Palm OCorner yang digelar mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau, Sabtu (07/09/19). Seminar yang mengusung tema "Kontribusi Industri Kelapa Sawit dalam Pembangunan Berkelanjutan" ini dihadiri langsung oleh Ir Santobri, Ketua Kompartemen Sustainability serta dewan pembina Gapki Riau, Hinsatopa Simatupang.

Ir Santobri, Ketua Kompartemen Sustainability Gapki Riau sebagai pemateri kepada mahasiswa se Sumatra dan Dosen ini mengatakan dalam meterinya,  ekspos sawit Indonesia mulai tergerus karena dampak dari regulasi beberapa negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia.

Katanya berdasarkan, catatan GAPKI pada April 2019 ekspor minyak sawit Indonesia secara total (CPO dan turunan, olechemical dan biodiesel) mengalami penurunan 18% dibandingkan total ekspor pada Maret lalu, atau dari 2,96 juta ton menung menjadi 2,44 juta ton. Kemudian pada bulan Mei kinerja ekspor mulai merangkak naik tetapi masih dibawah ekspektasi.

"Pada Mei 2019 total ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 2,79 juta ton atau naik 14% dibandingkan dengan total ekspor pada bulan sebelumnya. Sementara itu total ekspor khususnys CPO dan turunannya (tidak termasuk oleochemical dan biodiesel) pada April 2019 méncatatkan penurunan 27% atau dari 2,76 juta ton di Maret menurun menjadi 2,01 juta ton di April. Sementara pada bulan Mei total ekspor tercatat mencapai 2,40 juta ton atau meningkat 18% dibandingkan dengan bulan sebelumnya." jelas Santobri.

Sementara itu kata Santobri, saat ini tantangan dan tuntutan pasar global masih ada diantaranya, ancaman ketidakpastian hukum dalam keberkelanjutan perkembangan industri sawit seperti regulasi yang kurang berpihak maupun conflicting regulation. Selain itu ada juga pasa global komoditi, hambatan perdagangan di sejumlah kawasan/negara tujuan ekspor, tekanan kampanye negatif yang makin gencar dan mengancam citra industri sawit serta penguatan pasar domestik dan implementasi kebijakan biodiesel yang belum memuaskan.

"Karenanya saat ini Gapki sudah melakukan upaya untuk meningkat daya saing diantaranya terus melakukan perbaikan usaha dalam negeri melalui advokasi singkronisas kebijakan dan regulasi pemerintah dan terus melakukan advokasi atas berbagai regulasi di daerah serta mendorong percepatan implementasi sustainability ISPO. Upaya lainnya yakni mendorong peningkatan pengembangan ekspor dan penangan berbagai hambatan perdaganan di pasar global serta memperluas kampanye positif sawit baik di dalam negeri maupun di berbagai negara tujuan ekspor utama dan berapa upaya lainnya," paparnya.(lin)